Kebatilan dan Kemudaratan Pawai “Tauhid”

1
9263

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Diantara kebatilan dan kemudaratan Pawai “Tauhid” adalah:

1) Menyepakati Tauhid Hizbiyyun Harakiyyun yang Menyimpang

Telah dimaklumi bersama bahwa orang-orang yang biasa terlibat dalam kegiatan pawai tersebut adalah harakiyyun hizbiyyun yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir dan yang semisal dengan mereka, bahkan tidak ketinggalan juga orang-orang yang cenderung kepada Syi’ah serta membenarkan dan membela penyembahan terhadap kuburan, yang dulu melawan pemerintah terkait makam mbah priok. Dan pada umumnya mereka semua memiliki ideologi khawarij, yaitu penentangan terhadap pemerintah serta menjelek-jelekan pemerintah di khalayak, dan sebagian lagi sampai kepada pengkafiran.

Maka jelaslah tauhid mereka berbeda-beda, dan tauhid mereka berbeda dengan tauhid Ahlus Sunnah wal Jama’ah, patutkah seorang Ahlus Sunnah ikut serta dalam kegiatan yang mengandung persetujuan dan dukungan terhadap konsep-konsep tauhid yang menyimpang?

Apa bukti penyimpangan tauhid mereka? Sungguh sangat banyak, diantaranya:

Dalam memahami kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” kelompok hizbiyyun harakiyyun memiliki penafsiran tersendiri. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata,

تفسير الحزبيين والإخوانيين اليوم يقولون: (لا إله إلا الله) أي: لا حاكمية إلا لله، والحاكمية كما يسمونها جزء من معنى لا إله إلا الله؛ لأن معناها شامل لكل أنواع العبادات فنقول لهم: وأين بقية العبادات، أين الركوع والسجود والذبح والنذر وبقية العبادات؟!

“Tafsir Hizbiyyin dan Ikhwaaniyin (Pengikut Ikhwanul Muslimin) masa ini berkata: Laa ilaaha illallah adalah “Tidak ada haakimiyyah kecuali milik Allah”. Padahal Al-Haakimiyyah –sebagaimana yang mereka namakan- adalah bagian dari makna laa ilaaha illallah, karena maknanya mencakup seluruh bentuk ibadah, maka kita katakan kepada mereka: Ke mana ibadah-ibadah yang lain, di mana rukuk, sujud, menyembelih, nazar dan seluruh bentuk ibadah?!” [Tafsir Kalimah At-Tauhid, dicetak bersama Silsilah Syarhi Ar-Rosail, hal. 148]

Mereka menambah pembagian tauhid yang keempat yaitu tauhid haakimiyyah. Asy-Syaikh Al-‘Allamah Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah berkata,

وأقسامه ثلاثة بالاستقراء من كتاب الله وسنة رسوله، صلى الله عليه وسلم، وهذا ما تقرر عليه مذهب أهل السنة والجماعة، فمن زاد قسماً رابعاً أو خامساً فهو زيادة من عنده؛ لأن الأئمة قسّموا التوحيد إلى أقسام ثلاثة من الكتاب والسنة. فكل آيات القرآن والأحاديث في العقيدة لا تخرج عن هذه الأقسام الثلاثة

“Dan macam-macam tauhid itu ada tiga berdasarkan penelitian secara menyeluruh terhadap kitab Allah ta’ala dan sunnah Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam. Dan ini adalah aqidah yang telah tetap di atasnya pendapat Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka barangsiapa yang menambah pembagian tauhid yang keempat atau kelima, itu adalah tambahan dari dirinya sendiri (bukan dari ulama Sunnah), karena para ulama telah membagi tauhid kepada tiga bagian berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sebab seluruh ayat Al-Qur’an dan seluruh hadits tentang aqidah (tauhid) tidak keluar dari tiga macam tauhid ini.” [At-Ta’liqot Al-Mukhtashoroh ‘alal Aqidah Ath-Thohawiyah, hal. 28]

Dalam dakwah mereka umumnya tidak mementingkan tauhid sebagaimana para nabi dan rasul ‘alaihimussalaam, yaitu mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah yang satu saja dan mengingkari semua bentuk kesyirikan dan kekafiran. Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah saja, dan jauhilah thaghut (yang disembah selain Allah) itu.” [An-Nahl: 36]

Adapun dakwah mereka;

  • Ada yang selalu meneriakkan ‘khilafah’ dan melalaikan dakwah tauhid serta tidak memberantas kesyirikan, padahal syarat meraih kekuasaan adalah beriman kepada Allah dan beramal shalih; menegakkan tauhid dan sunnah.
  • Ada yang mengajak untuk menegakkan ‘syari’at’ tapi melalaikan tauhid yang merupakan syari’at tertinggi.
  • Ada yang mengajak sholat dan ibadah-ibadah yang lainnya tapi melalaikan tauhid yang merupakan pondasi atau syarat diterimanya ibadah itu sendiri.
  • Ada yang mengajak “jihad” tapi melalaikan dakwah tauhid yang merupakan modal utama berjihad dan dakwah para mujahidin yang sejati, yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu’anhum.
  • Ada yang mengajak kepada akhlak mulia, pembersihan hati dan manajemen qolbu, tapi lalai dengan tauhid yang merupakan akhlak tertinggi kepada Allah ta’ala dan kunci kesucian hati.
  • Ada yang mengajak untuk mencela pemerintah terang-terangan, bahkan ada pula yang mengkafirkan.
  • Ada yang mengajak kepada syirik dan bid’ah.
  • Hizbiyyun harakiyyun pada umumnya tidak punya majelis-majelis ilmu tauhid yang membahas tauhid dan menyingkap kesyirikan secara detail, maka sebagai “solusinya” mereka mengadakan acara-acara seperti ini.

Penjelasan lebih detail insya Allah tentang hakikat tauhid dan penyimpangan-penyimpangan tauhid hizbiyyun harakiyyun nantikan dalam buku kami yang insya Allah akan dibagikan secara gratis, berjudul: Tauhid, Pilar Utama Membangun Negeri, dan Peringatan dari Bahaya Syirik:

Sampul Buku Tauhid, Pilar Utama Membangun Negeri

2) Mengada-ada dalam Agama dan Menyerupai Yahudi dan Nasrani

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada padanya maka ia tertolak.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Dalam riwayat Muslim,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهْوَ رَد

“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada padanya perintah kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.” [HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jaami’: 6149]

Ahli Hadits Kota Makkah, Pengajar Masjidil Haram dan Guru Besar Universitas Ummum Quro Makkah, Asy-Syaikh Prof DR. Washiyullah Abbas hafizhahullah menjelaskan,

“Pawai ‘Tauhid’ adalah mengada-ada dalam agama, yang menyerupai cara kaum Yahudi dan Nasrani.” [Dari Penjelasan Kitab Al-Aqidah Al-Wasithiyyah di Masjid Al-Muhajirin wal Anshar Depok]

Dan kenyataan bahwa itu menyerupai Nasrani diakui oleh sebagian pendukung kegiatan, tapi justru bermunculan ruwaibidhoh yang mencari-cari dalil untuk mendukung kegiatan tersebut, katanya sebagai “pembalasan” terhadap kaum Nasrani yang telah melakukan kegiatan semisal…!

3) Menjadikan Wanita Sebagai Tontonan di Jalanan

Padahal Allah ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

“Dan hendaklah kalian wahai para wanita tetap di rumahmu.” (Al-Ahzab:33)

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ، وَإِنَّهَا أَقْرَبُ مَا يَكُونُ إِلَى اللَّهِ وَهِيَ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا

“Wanita adalah aurat, apabila ia keluar dari rumahnya maka setan akan menghiasinya, dan sesungguhnya seorang wanita lebih dekat kepada Allah ta’ala ketika ia berada di dalam rumahnya.” [HR. At-Tirmidzi dan Ath-Thabarani, dan lafaz ini milik beliau, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 2688]

4) Memacetkan Jalan

Memacetkan jalan adalah mudarat yang besar sebagaimana dimaklumi, dan orang yang melakukannya telah menzalimi banyak orang. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu? Sahabat menjawab: Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak memiliki dinar dan harta. Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah seseorang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, zakat, namun dia pernah mencaci fulan, menuduh fulan, memakan harta fulan, menumpahkan darah fulan dan memukul fulan. Maka diambil kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan untuk diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi. Hingga apabila kebaikan-kebaikannya habis sebelum terbalas kezalimannya, maka kesalahan orang-orang yang pernah ia zalimi tersebut ditimpakan kepadanya, kemudian ia dilempar ke neraka.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

5) Memunculkan Ruwaibidhoh dan Pengikutnya

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, dimana pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah dan orang yang amanah dikhianati, dan berbicara di zaman itu para Ruwaibidhoh. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ditanya: Siapakah Ruwaibidhoh itu? Beliau bersabda: Orang bodoh yang berbicara dalam masalah umum.” [HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahih Al-Jami’: 3650]

Demi membela pawai “tauhid” bermunculan para ruwaibidhoh yang mencomot dalil-dalil sesuka hati untuk mendukung kegiatan tersebut, tapi yang aneh kalau ada orang yang telah memahami dakwah tauhid menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang mendukung acara seperti ini dan tertipu dengan para ruwaibidhoh tersebut dan meninggalkan fatwa ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Inilah diantara bentuk kebatilan dan kemudaratan pawai “tauhid”, dan masih banyak lagi yang belum sempat kami sebutkan.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

www.facebook.com/sofyanruray.info

1 KOMENTAR

  1. Ustadz, buku “Tauhid, Pilar Utama Membangun Negeri, dan Peringatan dari Bahaya Syirik” harap share juga ebook nya. jazakallahu khairan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini