Fatwa Mufti Arab Saudi yang Sebenarnya Tentang Gaza dan Palestina

0
2125

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebab Kekalahan dan Kemenangan Kaum Muslimin

Renungan untuk Para Pencela Ulama: Ketahuilah, cara terbaik untuk membantu Gaza dan Palestina bukan dengan demonstrasi dan boikot produk orang-orang kafir. Ketika para ulama melarang demonstrasi janganlah engkau menjelek-jelekan para ulama.

Mengapa ulama Ahlus Sunnah melarang demonstrasi atau aksi unjuk rasa? Hal itu karena dampak buruknya lebih besar dibanding manfaatnya, diantaranya:

1) Memacetkan jalan. Berapa banyak pengguna jalan yang terganggu akibat demo, bisa jadi di antara pengguna jalan tersebut ada yang sedang dalam kondisi darurat.

2) Berpotensi memunculkan kericuhan dan kerusuhan serta bentrokan, yang mungkin akan menelan korban.

3) Demontrasi asalnya dari orang-orang kafir, termasuk Yahudi, ini yang harus diboikot, jangan tasyabbuh.

4) Apabila demo itu untuk mengkritik pemerintah maka itu bukan cara yang benar dalam menasihati dan mendakwahi.

5) Mencemarkan nama baik Islam, yang tergambarkan sebagai agama yang keras dan beringas. Dan masih banyak mudarat lainnya.

Adapun memboikot produk orang-orang kafir maka diantara mudaratnya:

1) Memudaratkan saudara-saudara kita kaum muslimin mayoritas yang bermu’amalah dengan perusahaan dan pabrik mereka di negeri ini, karena negeri kita adalah negeri yang mayoritasnya muslim.

2) Merusak perjanjian pemerintah dan saudara-saudara kita dari pihak swasta dengan perusahaan-perusahaan tersebut, dan seorang muslim wajib menjaga perjanjian walau bersama orang kafir.

3) Berpaling dari bimbingan dan arahan ulama. Dalam menyerukan cara-cara seperti ini haruslah dengan bimbingan para ulama dan pemerintah muslim, sehingga mendatangkan kemaslahatan bukan kemudaratan.

4) Memboikot produk mereka bisa jadi mengantarkan kepada pengharaman sesuatu yang halal menurut syari’at, apabila produk-produk mereka tersebut memang halal menurut syari’at.

Peringatan: Seorang guru haruslah memiliki fiqh, apabila dia yakin untuk dirinya, bahwa dia tidak akan terjerumus dalam kemungkaran ini (mengharamkan yang halal), maka banyak orang lain yang jahil, yang mungkin terjerumus karena melihat perbuatannya.

5) Dahulu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga berperang dengan orang-orang Yahudi, namun tidak ada satu riwayat beliau memboikot produk-produk mereka, bahkan beliau dan para sahabat tetap berjual beli dengan mereka.

Apakah kita merasa lebih baik dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat…?!

Jadi bagaimana solusinya…?

Perhatikanlah fatwa para ulama besar Ahlus Sunnah berikut ini:

“Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;

Sesungguhnya Lajnah Da’imah lil Buhutsil ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.

Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas ummat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain.” (At-Taubah: 71)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Beliau juga bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Beliau juga bersabda,

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya.” (HR. Muslim)

Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi di belakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

“Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan.” (Al Ma’idah: 2)

Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.

Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.

Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.

Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.

Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa.

Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.”

Tertanda:

Mufti Saudi Kerajaan Arab Saudi dan Ketua Komite Ulama Besar: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Aalusy Syaikh hafizhahullah.

Dan Para Ulama Anggota Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi.[1]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

 

FansPage Website: Sofyan Chalid bin Idham Ruray [www.fb.com/sofyanruray.info]

 


[1] Sumber terjemahan dari website Ahlus Sunnah Jakarta dengan sedikit perubahan dan teks Asli dari website Sahab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini