Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Penerjemah: Ustadz Almanazil Billah, Lc hafizhahullah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
السؤال: هل يجوز للرجل أن يقبل أخته أو بعض محارمه مثل تقبيله لزوجته مع أن هذا منتشر في بعض الجهات؟
الجواب: يجوز للإنسان أن يقبل محارمه مثل: أخته، وعمته، وخالته، وهذا لا حرج فيه، وقد ثبت أن الصديق رضي الله عنه دخل على ابنته عائشة وقد كانت توعك أصابها بعض الحمى، فقبلها مع خدها، فالتقبيل جائز، لكن لا يكون مع الفم، الأولى أن لا يكون مع الفم، الفم يكون للزوجة أو السرية، أما تقبيل المحارم فالأولى والأحوط أن يكون مع الخد، مع الأنف، مع الرأس، هذا هو الأولى، لأنه أبعد عن الشهوة
Tanya: Apakah boleh bagi seorang laki-laki mencium saudara perempuannya atau sebagian dari mahramnya seperti ketika dia mencium isterinya seperti yang dilakukan oleh banyak manusia di beberapa tempat?
Jawab: Boleh bagi seorang laki laki mencium mahramnya seperti saudara perempuannya, bibinya dan tantenya. Ini tidak masalah.
Dan telah disebutkan di dalam riwayat yang shahih bahwa suatu ketika Abu Bakr radhiyallahu’anhu menemui Aisyah yang sedang menderita sakit demam, maka beliau pun mencium pipinya.
Maka mencium mahram itu boleh, akan tetapi tidak boleh mencium di mulut. Yang lebih selamat adalah tidak mencium pada bagian mulutnya. Karena mencium pada bagian mulut itu hanya boleh dilakukan terhadap isteri atau budak wanita.
Adapun mencium kerabat wanita yang masih ada hubungan mahram maka yang lebih selamat dan lebih hati-hati adalah boleh pada bagian pipinya, hidung dan kepala. Inilah bagian yg lebih pantas untuk dicium karena lebih menjauhkannya dari hal-hal yg dapat membangkitkan syahwat.” [Fatawa Nur ‘alad Darbi, 1/1563]
GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM
Channel Telegram:
taawundakwah
kajian_assunnah
kitab_tauhid
videokitabtauhid
kaidahtauhid
akhlak_muslim
Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke 628111833375
Atau 628111377787
Untuk Pembelian Buku Ketik:
Nama:
Judul Buku:
Alamat Lengkap Pengiriman:
Kirim ke 628118247111
Medsos dan Website:
Facebook
Instagram
Website
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]
Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum