Empat Syarat Wanita Tidak Wajib Berjilbab dan Tetap Wajib Berkerudung

0
986

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Wanita yang telah baligh diperintahkan untuk mengenakan dua pakaian:

1. Kerudung (khimar) yang menutupi dari kepala sampai ke dada. Adapun bagian bawahnya ditutup dengan jubah (dir’un).

Allah ta’ala berfirman,

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Dan hendaklah para wanita menutupkan kain kerudung ke dada mereka…” [An-Nur: 31]

Al-Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah menyebutkan,

وَالَّذِي عَلَيْهِ فُقَهَاءُ الْأَمْصَارِ بِالْحِجَازِ وَالْعِرَاقِ أَنَّ عَلَى الْمَرْأَةِ الْحُرَّةِ أَنْ تُغَطِّيَ جِسْمَهَا كُلَّهُ بِدِرْعٍ صَفِيقٍ سَابِغٍ وَتُخَمِّرَ رَأْسَهَا

“Pendapat para ahli fikih dari berbagai daerah di Hijaz dan Iraq bahwa wajib atas wanita merdeka untuk menutup seluruh tubuhnya dengan jubah yang tebal serta lebar, dan menggunakan kerudung untuk kepalanya…” [Al-Istidzkaar, 2/201]

2. Jilbab, yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya; menutupi jubah, kerudung dan perhiasannya.

Allah ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ

“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” [Al-Ahzab: 59]

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata,

أَنَّهُ الثَّوْبُ الَّذِي يَسْتُرُ جَمِيعَ الْبَدَنِ

“Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh.” [Tafsir Al-Qurthubi, 14/243]

Al-‘Allamah Bakr bin Abdullah Abu Zaid rahimahullah berkata,

كساء كثيف تشتمل به المرأة من رأسها إلى قدميها، ساتر لجميع بدنها وما عليه من ثياب وزينة…وصفة لبسها: أن تضعها فوق رأسها ضاربة بها على خمارها وعلى جميع بدنها وزينتها، حتى تستر قدميها

“Jilbab adalah pakaian tebal yang digunakan wanita untuk menutupi kepala sampai dua kakinya, yang menutupi seluruh tubuhnya dan menutupi pakaian (kerudung serta jubah) dan perhiasannya… Dan cara menggunakannya: Hendaklah seorang wanita meletakkannya dari atas kepalanya hingga menutupi kerudungnya, seluruh tubuhnya dan perhiasannya, sampai menutupi kedua kakinya.” [Hirasatul Fadhilah, hal. 29]

Kemudian Allah ta’ala membolehkan lepas jilbab bagi wanita tua,

وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللاَّتِي لا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan wanita-wanita tua yang tidak bisa lagi memiliki anak, yang tidak lagi bernafsu untuk menikah, maka tidak ada dosa bagi mereka untuk melepaskan jilbab-jilbab mereka tanpa menampakkan perhiasan, dan jika mereka menjaga kesucian (dengan tetap mengenakan jilbab) maka itu lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [An-Nur: 60]

EMPAT SYARAT BOLEH LEPAS JILBAB

1. Tidak lagi haid karena sudah tua.

2. Tidak bisa lagi memiliki anak.

3. Tidak lagi bernafsu kepada laki-laki.

4. Laki-laki sudah tidak tertarik kepadanya.

PENJELASAN ULAMA

Sa’id bin Jubair, Muqotil, Qotadah dan Adh-Dhahak rahimahumullah berkata,

هن اللواتي انقطع عنهن الحيض ويئسن من الولد

“Mereka adalah wanita-wanita yang tidak lagi haid dan tidak dapat memiliki anak.” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/83]

Ath-Thobari rahimahullah berkata,

يقول تعالى ذكره: واللواتي قد قعدن عن الولد من الكبر من النساء، فلا يحضن ولا يلدن

“Allah ta’ala menyebutkan tentang wanita-wanita yang sudah tidak bisa hamil karena sudah tua, tidak haid dan tidak dapat memiliki anak.” [Tafsir Ath-Thobari, 19/216]

Ibnu Zaid rahimahullah berkata,

التي لا ترجو نكاحا، التي قد بلغت أن لا يكون لها في الرجال حاجة ولا للرجال فيها حاجة

“Yang tidak lagi bernafsu untuk menikah yaitu wanita yang sudah tidak bernafsu kepada laki-laki, dan laki-laki juga sudah tidak bernafsu kepadanya.” [Tafsir Ath-Thobari, 19/217]

TETAP BERLAKU DUA KETENTUAN

1. Tetap mengenakan jubah dan kerudung, karena yang boleh dilepas hanya jilbab.

2. Tidak tabarruj, tidak menampakkan perhiasan kepada non mahram.

Sahabat yang Mulia Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,

وهي المرأة لا جناح عليها أن تجلس في بيتها بدرع وخمار، وتضع عنها الجلباب ما لم تتبرّج لما يكره الله

“Wanita tua dalam ayat ini adalah yang dibolehkan untuk tinggal di rumahnya dengan menggunakan jubah (dir’un) dan kerudung (khimar), dan melepas jilbab (pakaian luar yang menutupi jubah dan kerudung), selama ia tidak tabarruj (bersolek) dengan apa yang Allah benci.” [Tafsir Ath-Thobari, 19/216]

KETELADANAN WANITA TUA DARI GENERASI SALAF

Sa’id bin Manshur, Ibnul Mundzir dan Al-Baihaqi rahimahumullah meriwayatkan tentang Hafshoh binti Sirin rahimahallah di umur tuanya, dari ‘Ashim Al-Ahwal rahimahullah, ia berkata,

دخلت على حفصة بنت سيرين وقد ألقت عليها ثيابها فقلت أليس يقول الله {والقواعد من النساء اللاتي لا يرجون نكاحا فليس عليهن جناح أن يضعن ثيابهن} قال : اقرأ ما بعده {وأن يستعففن خير لهن} وهو ثياب الجلباب

“Aku pernah menemui Hafshoh binti Sirin (yang telah tua) namun ia benar-benar masih mengenakan jilbabnya.

Maka aku katakan: Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, ‘Dan wanita-wanita tua yang tidak bisa lagi memiliki anak, yang tidak lagi bernafsu untuk menikah, maka tidak ada dosa bagi mereka untuk melepaskan jilbab-jilbab mereka’.

Maka Hafshah berkata: Bacalah ayat setelahnya, ‘Dan jika mereka menjaga kesucian maka itu lebih baik bagi mereka’. Makna ‘menjaga kesucian’ adalah tetap mengenakan jilbab.” [Ad-Durrul Mantsur, 11/112]

Yuk Pelajari Buku-buku Pedoman Wanita Shalihah:
https://toko.sofyanruray.info/category/buku/penerbit-darul-haq/wanita-dan-keluarga/

Fast Order: wa.me/628118247111

═══ ❁✿❁ ═══

Gabung Group WA KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Salah Satu Admin:
wa.me/628111833375
wa.me/628119193411
wa.me/628111377787

TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim

Medsos dan Website:
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
– instagram.com/sofyanruray.info
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/taawundakwah
– facebook.com/taawundakwah
– twitter.com/sofyanruray
– taawundakwah.com
– sofyanruray.info

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini