بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah ta’ala telah berjanji dalam kitab-Nya yang mulia,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]
Beberapa Pelajaran:
1) Iman dan amal shalih adalah jalan yang Allah ta’ala tetapkan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mendapatkan balasan yang lebih baik di akhirat yaitu surga yang penuh kenikmatan.
2) Iman yang dimaksud adalah beriman seperti apa yang diimani oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat beliau, yaitu mentauhidkan Allah ta’ala dalam ibadah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun dan mengimani seluruh yang Allah perintahkan untuk diimani. Dan untuk mencapainya secara mutlak harus dengan menuntut ilmu agama yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf.
3) Penegasan bahwa iman yang benar adalah syarat diterimanya amal shalih, apabila rusak keimanan seseorang maka tidak diterima amal shalih yang ia kerjakan.
4) Adapun yang dimaksud degan amal shalih adalah amalan yang terpenuhi padanya dua syarat:
Pertama: Ikhlas karena Allah ta’ala, tidak untuk pamer dan mengejar pujian manusia atau semata-mata mencari balasan di dunia.
Kedua: Meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, tidak mengada-ada (berbuat bid’ah) dalam agama tanpa ada contoh dari beliau.
5) Kehidupan yang baik, ada beberapa maknanya yang disebutkan para ulama:
Pertama: Rezeki yang baik lagi halal di dunia dan diberikan dari arah yang tidak ia sangka-sangka.
Kedua: Bersifat qona’ah (merasa cukup berapa pun rezeki yang Allah ta’ala anugerahkan).
Ketiga: Beriman kepada Allah ta’ala dan selalu taat kepada-Nya.
Keempat: Meraih manisnya ketaatan kepada Allah ta’ala.
Kelima: Keselamatan dan kecukupan.
Keenam: Kebahagiaan di dunia.
Ketujuh: Ridho dengan takdir Allah ‘azza wa jalla.
Kedelapan: Kenikmatan di kubur.
Kesembilan: Kenikmatan di surga.
Kesepuluh: Ketenangan jiwa.
[Lihat Tafsir Ath-Thabari, 17/289-291, Zadul Masir libnil Jauzi, 2/582 dan Tafsir As-Sa’di, hal. 448]
[…] Simak pembahasan lebih detail: https://sofyanruray.info/jalan-kebahagiaan-setiap-hamba/ […]
[…] Simak pembahasan lebih detail: https://sofyanruray.info/jalan-kebahagiaan-setiap-hamba/ […]