Hikmah dan Keutamaan Puasa Tasu’a (9 Muharram) dan ‘Asyuro (10 Muharram)

3
16975

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sahabat yang Mulia Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma meriwayatkan,

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِع قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa pada hari ‘Asyuro (10 Muharram) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya, maka para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ‘Asyuro adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani’.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Kalau begitu tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa pada hari kesembilan juga’.

Ibnu Abbas berkata: Belum sampai tahun depan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat.” [HR. Muslim]

BEBERAPA PELAJARAN

1. Keutamaan puasa Asyuro (10 Muharram), karena Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengamalkannya. Dan beliau bersabda,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Dan puasa hari ‘Asyuro (10 Muharram), aku harap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’ahu]

2. Disyari’atkan juga berpuasa pada tanggal 9 Muharram demi menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nasrani. Bahkan berpuasa di kebanyakan atau seluruh Muharram lebih baik lagi. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَان شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah; Muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Maka apabila seseorang tidak sempat berpuasa tanggal 9 bersama 10 Muharram, hendaklah berpuasa 10 dan 11 Muharram, untuk menyelisihi Yahudi dan Nasrani, dan untuk memperbanyak puasa di bulan Muharram.

3. Tujuan besar agama yang mulia ini adalah agar kaum muslimin menyelisihi orang-orang kafir, maka tidak boleh melakukan tasyabbuh, menyerupai mereka dalam ciri-ciri khusus mereka, baik dalam perkara agama maupun adat kebiasaan. Dan orang yang menyerupai mereka terancam menjadi bagian dari mereka.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jami’: 6149]

Tetapi tidak dihukumi tasyabbuh apabila amalan itu diajarkan juga dalam syari’at kita, oleh karena itu jika seseorang tidak berpuasa pada tanggal 9 dan 11 Muharram, melainkan hanya 10 Muharram saja, maka kurang afdhal namun tidak dihukumi tasyabbuh, karena puasa 10 Muharram diajarkan juga dalam Islam.

4. Kesamaan ajaran Syi’ah dan Yahudi; orang-orang Yahudi menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai hari raya, sebagaimana dalam hadits Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhu, beliau berkata,

يَوْمُ عَاشُورَاءَ، يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ تَتَّخِذُهُ عِيدًا

“Hari ‘Asyuro (10 Muharram) adalah hari yang dimuliakan orang-orang Yahudi, mereka menjadikannya sebagai hari raya.” [HR. Ibnu Abi Syaibah no. 9353]

Demikian pula orang-orang Syi’ah, mereka menjadikan hari ‘Asyuro sebagai ‘Hari Raya Bersedih dan Meratap’. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim rahimahullah berkata,

وصار الشيطان بسبب قتل الحسين رضي الله عنه يحدث للناس بدعتين بدعة الحزن والنوح يوم عاشوراء

“Dengan sebab terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu’anhu, maka setan memunculkan dua bid’ah bagi manusia, yaitu (yang pertama) bid’ah bersedih dan meratapi kematian di hari ‘Asyuro (10 Muharram).” [Minhajus Sunnah, 2/332]

Mereka manyakiti diri-diri mereka di hari tersebut sebagai tanda berkabung atas kematian Al-Husain radhiyallahu’anhu, padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُود وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Bukan bagian dari kami; orang yang menampar-nampar wajah, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliyah (ketika ditimpa musibah).” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]

5. Perhatikanlah hadits yang mulia ini, yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah teladan umat, beliau menetapkan syari’at sesuai perintah Allah ta’ala kepada beliau, dan generasi terbaik yang sudah dijamin masuk surga, yaitu para sahabat radhiyallahu’anhum memberikan contoh bagaimana seharusnya dalam meneladani beliau, maka tidak sepatutnya kita mengada-ada (berbuat bid’ah dalam agama) tanpa ada petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Dan jika dalam berhubungan dengan makhluk, kita seluruhnya sepakat, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah sebaik-baiknya teladan, mestinya dalam beribadah kepada Allah ta’ala, kita harus lebih sepakat lagi bahwa beliau yang lebih pantas dijadikan teladan.

Sungguh sangat aneh, apa yang beliau ajarkan belum kita amalkan seluruhnya bahkan belum kita ketahui seluruhnya, tapi mengapa kita lebih memilih bid’ah-bid’ah bahkan syirik yang sama sekali tidak beliau ajarkan…?!

Yuk Pelajari Buku-buku Fikih Sunnah:
https://toko.sofyanruray.info/category/buku/hukum-dan-fikih/

Fast Order: wa.me/628118247111

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

═══ ❁✿❁ ═══

Gabung Group WA KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Salah Satu Admin:
wa.me/628111833375
wa.me/628119193411
wa.me/628111377787

TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim

Medsos dan Website:
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
– instagram.com/sofyanruray.info
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/taawundakwah
– facebook.com/taawundakwah
– twitter.com/sofyanruray
– taawundakwah.com
– sofyanruray.info

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini