Kewajiban dan Keutamaan Taubat dan Istighfar

1
27205

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah ta’ala berfirman tentang ucapan Nabi Nuh ‘alaihissalaam,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهاراً

“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan melimpah, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [Nuh: 10-12]

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman tentang ucapan Nabi Hud ‘alaihissalaam,

وَيَٰقَوۡمِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا وَيَزِدۡكُمۡ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمۡ وَلَا تَتَوَلَّوۡاْ مُجۡرِمِينَ

“Dan (Hud berkata): Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat melimpah atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” [Hud: 52]

BEBERAPA PELAJARAN

1. Kewajiban taubat dan istighfar, memohon ampun kepada Allah ta’ala dari semua dosa.

Allah ‘azza wa jalla juga berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” [At-Tahrim: 8]

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari 100 kali.” [HR. Muslim dari Al-Agarr bin Yasar Al-Muzani radhiyallahu’anhu]

2. Taubat yang benar haruslah memenuhi enam syarat:
Pertama: Ikhlas karena Allah ta’ala.
Kedua: Segera meninggalkan dosa tersebut.
Ketiga: Menyesalinya.
Keempat: Bertekad tidak akan mengulanginya.
Kelima: Segera sebelum tertutup pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput atau terbitnya matahari dari arah Barat.
Keenam: Jika dosa itu adalah kezaliman kepada orang lain seperti ghibah dan merampas harta maka wajib meminta maaf, atau meminta penghalalan dan atau mengembalikan haknya. Kecuali ghibah yang tidak diketahui oleh orang yang dighibahi maka cukup dengan mendoakannya.

3. Keutamaan taubat dan istighfar di dunia dan akhirat:
– Di dunia membuka pintu rezeki dan keturunan.
– Di akhirat mendapatkan ampunan dan rahmat.
– Bahkan taubat dan istighfar adalah solusi semua problema.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan sebuah atsar dari Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah,

أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْبَ فَقَالَ اسْتَغْفِرِ اللَّهَ وَشَكَى إِلَيْهِ آخَرُ الْفَقْرَ فَقَالَ اسْتَغْفِرِ اللَّهَ وَشَكَى إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرِ اللَّهَ وَشَكَى إِلَيْهِ آخَرُ عَدَمَ الْوَلَدِ فَقَالَ اسْتَغْفِرِ اللَّهَ ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَةَ

“Bahwa seseorang mengadukan kemarau panjang kepada Al-Hasan Al-Bashri, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kemiskinan, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kekeringan kebunnya, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kemandulan (tidak punya anak), maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Kemudian beliau membacakan kepada mereka ayat ini (Surat Nuh ayat 10-12).” [Fathul Baari, 11/98]

4. Terkait permasalahan niat dalam ibadah:
Pertama: Ayat yang mulia ini menunjukkan bolehnya beribadah kepada Allah ta’ala dengan niat untuk mendapatkan balasan di akhirat sekaligus balasan kenikmatan dunia dari Allah ta’ala.
Kedua: Niat untuk akhirat haruslah lebih besar dan menjadi motivasi utama, dan niat untuk dunia hanya menyertai.
Ketiga: Apabila niat untuk dunia lebih besar maka tercela, bahkan termasuk syirik kecil apabila semata-mata untuk dunia.
Keempat: Niat seseorang yang lebih utama apabila semata-mata untuk akhirat, dan Allah tidak akan menyia-nyiakannya di dunia ini.
Kelima: Termasuk niat yang utama adalah seseorang menginginkan dunia untuk membantunya dalam beribadah kepada Allah ta’ala.
Keenam: Niat untuk dipuji orang (riya’ dan sum’ah) tidak boleh sama sekali, sedikit maupun banyak, karena itu adalah penghancur amalan dan termasuk syirik.

5. Diantara metode dakwah yang digunakan para nabi dan rasul ‘alaihimussalaam adalah:
– Targhib, memberikan motivasi dengan menyebutkan keutamaan-keutamaan suatu amalan, baik keutamaan di dunia maupun di akhirat.
– Tarhib, mengingatkan bahaya-bahaya apabila suatu amalan ditinggalkan atau maksiat dilakukan.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: https://sofyanruray.info/kewajiban-dan-keutamaan-taubat-dan-istighfar/

Ikuti Kajian Online Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah:
Youtube
Facebook
Instagram
Telegram
Twitter
Website
WA Group
WA Bisnis

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini