Kesempurnaan Islam, Bahaya Bid’ah dan Paham Kekafiran Sekularisme

0
2846

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” [Al-Maidah: 3]

BEBERAPA PELAJARAN

1. Islam adalah agama yang sempurna, maknanya:

– Tidak mengandung kekurangan dari sisi mana pun.

– Semua kebaikan yang dibutuhkan hamba untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat telah diajarkan dalam Islam.

– Semua sisi kehidupan hamba diatur dalam Islam, sehingga hamba tidak memerlukan selain Islam. Namun sayang banyak umat Islam yang tidak mempelajarinya.

– Cocok dan sesuai dengan seluruh manusia dari seluruh bangsa.

– Cocok dan sesuai dengan seluruh negeri di mana pun berada.

– Cocok dan sesuai dengan zaman kapan pun mereka hidup, sejak diutus Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sampai hari kiamat.

Dan sungguh aneh jika seorang muslim tidak memahami kesempurnaan Islam yang menyentuh seluruh aspek kehidupan, padahal orang Yahudi di masa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam saja memahaminya.

Seorang Yahudi berkata kepada Sahabat yang Mulia Salman Al-Farisi radhiyallahu’anhu,

قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ -صلى الله عليه وسلم- كُلَّ شَىْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ

“Sungguh Nabi kalian -shallallahu’alaihi wa sallam- telah mengajari kalian segala sesuatu sampai cara buang hajat”.

Maka beliau berkata,

أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ

“Benar, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau kecil, beliau juga melarang kami membersihkan kemaluan setelah buang hajat dengan tangan kanan, atau dengan kurang dari tiga buah batu, atau dengan kotoran hewan atau tulang.” [HR. Muslim]

2. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengajarkan seluruh kebaikan dan memperingatkan seluruh kejelekan, karena tugas beliau menyampaikan seluruh ajaran agama, tidak ada yang boleh disembunyikan.

Sahabat yang mulia Abu Dzar radhiyallahu’anhu berkata,

تَرَكْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ، إِلا وَهُوَ يُذَكِّرُنَا مِنْهُ عِلْمًا قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ

“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam meninggalkan kami, dalam keadaan tidaklah seekor burung kecil mengepakkan dua sayapnya di udara, kecuali beliau telah menyebutkan kepada kami ilmu tentang hal itu.” Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidak tersisa sedikit pun yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah dijelaskan kepada kalian.” [HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1803]

3. Bahaya besar perbuatan bid’ah dalam agama, karena orang yang berbuat bid’ah seakan menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak amanah; tidak menyampaikan seluruh ajaran agama, yaitu masih ada kebaikan yang beliau belum ajarkan sehingga perlu ditambah-tambah, bahkan menuduh agama ini belum sempurna; sehingga perlu penambahan.

Al-Imam Malik rahimahullah berkata,

مَنِ ابْتَدَعَ فِي الْإِسْلَامِ بِدْعَةً يَرَاهَا حَسَنَةً، زَعَمَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَانَ الرِّسَالَةَ، لِأَنَّ اللَّهَ يَقُولُ: {الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ} [المائدة: 3]، فَمَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ دِينًا، فَلَا يَكُونُ الْيَوْمَ دِينًا

“Barangsiapa berbuat bid’ah dalam Islam yang ia anggap sebagai bid’ah hasanah, maka ia telah menuduh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengkhianati tugas kerasulan, karena Allah ta’ala berfirman, ‘Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu’, sehingga apa yang hari itu bukan ajaran agama, maka pada hari ini juga bukan ajaran agama.” [Al-I’tishom lisy Syaathibi rahimahullah, hal. 64-65]

4. Semua bid’ah itu sesat meski manusia menganggapnya hasanah, karena agama sudah sempurna tidak memerlukan tambahan.

Sahabat yang Mulia Ibnu Umar radhiyallahu’anhu berkata,

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةُ وَإِنْ رَآهَا النَّاس حَسَنَة

“Setiap bid’ah itu sesat, meski manusia menganggapnya hasanah (baik).” [Dzammul Kalaam: 276]

5. Sekularisme, memisahkan dunia dengan agama, menganggap agama tidak mengatur urusan dunia, tidak boleh mengatur urusan negara, pemerintahan, politik, ekonomi dan lain-lain adalah ajaran kekafiran, kesombongan dan kebodohan.

Kekafiran karena:

– Menolak syari’at Allah dan Rasul-Nya, bahkan tidak jarang disertai dengan kebencian dan pelecehan.

– Mengingkari kesempurnaan Islam.

Kesombongan karena:

– Menolak ketetapan Allah yang menciptakan dan menganugerahkan segala kenikmatan untuk hamba, padahal hamba itu lemah dan selalu butuh kepada-Nya, tinggal di bumi-Nya dan makan rezeki-Nya.

– Seakan merasa lebih pintar dari Allah untuk menetapkan apa yang terbaik dalam urusan dunia.

Kebodohan karena tidak mengetahui fakta ilmiah dan fakta sejarah:

– Fakta ilmiahnya ajaran Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan sebaik-baik aturan, barangsiapa berpegang teguh dengannya maka ia akan berbahagia dunia dan akhirat.

– Fakta sejarah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat setelah beliau pernah memerintah dunia di bawah keadilan Islam dan mengantarkan umat manusia pada ketinggian peradaban dan kejayaan di dunia.

– Demikian pula fakta sejarah hancurnya umat-umat di sepanjang masa ini adalah karena berpaling dari aturan-aturan Allah ta’ala.

Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” [Al-A’rof: 96]

AKAR SEKULARISME DAN PENOLAKAN TERHADAP ISLAM

1. Ketidaktahuan tentang Islam yang sebenarnya.

2. Cara berfikir yang tidak objektif, yaitu menyamakan Islam dengan agama Kristen di zaman ketika kekuasaan gereja menindas yang lemah di Eropa dahulu, yang mereka sebut Dark Ages, zaman kegelapan Eropa (sampai hari ini pun sebenarnya masih gelap).

3. Tidak mengetahui sejarah Islam, atau mengetahui namun menutup mata darinya.

Maka para ulama telah menjelaskan bahwa paham sekularisme adalah ajaran kekufuran, karena menafikan kesempurnaan Islam dan mendustakan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

Channel Telegram:
taawundakwah
kajian_assunnah
kitab_tauhid
videokitabtauhid
kaidahtauhid
akhlak_muslim

Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke 628111833375
Atau 628111377787

Medsos dan Website:
Facebook
Instagram
Website

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini