بسم الله الرحمن الرحيم
Cara Mudah Mempelajari Aqidah Islam (3)
Ringkasan Fatwa Aqidah Al-Lajnah Ad-Daimah:
الرقم No |
الحالة Masalah |
الحكم Hukum |
المرجع Sumber |
21 |
من اعتقد من المكلفين المسلمين جواز النذر والذبح للمقبورين Seorang muslim mukallaf yang berkeyakinan bolehnya bernadzar dan menyembelih untuk orang-orang mati |
اعتقاده شرك أكبر Keyakinannya itu termasuk syirik besar |
|
22 |
حكم الاستعانة بقبور الأولياء، والطواف بها، والتبرك بأحجارها، والنذر لهم Hukum meminta tolong dengan kuburan para wali, tawaf mengitarinya, mencari berkah dengan batu-batuannya dan bernadzar untuk para wali tersebut |
شرك أكبر Syirik besar |
|
23 |
الاستعانة بقبور الأولياء، والإظلال على قبورهم، واتخاذهم وسيلة عند الله Meminta tolong kepada para wali yang telah mati, memayungi kuburannya dan bertawasul dengan mereka |
شرك أكبر Syirik besar (adapun memayungi kuburannya termasuk bid’ah yang mengantarkan kepada syirik) |
|
24 |
حكم النذر Hukum nadzar |
لا يشرع Tidak disyariatkan |
|
25 |
النذر لغير الله Bernadzar untuk selain Allah |
شرك أكبر Syirik besar |
|
26 |
النذر لأضرحة المشايخ Bernadzar untuk kuburan para ulama |
شرك Syirik (besar) |
|
27 |
السجود على المقابر والذبح عليها Bersujud dan menyembelih di atas kuburan |
وثنية جاهلية وشرك أكبر Paganisme Jahiliyah dan syirik besar |
|
28 |
الذبح للميت الذي يدعى أنه ولي الله Menyembelih untuk mayyit yang mengaku wali Allah |
نوع من أنواع الشرك Termasuk syirik (besar) |
|
29 |
الذبح للجن إرضاء لهم، ورجاء قضائهم للحاجات، أو دفعا لشرهم Menyembelih untuk jin demi mencari keridhaannya, mengharap terkabulnya hajat atau agar selamat dari kejahatannya |
شرك أكبر Syirik besar |
|
30 |
ذبح الذبائح عند أضرحة الأولياء Menyembelih (untuk selain Allah) di kuburan para wali |
شرك Syirik (besar) |
Artikel terkait:
Cara Mudah Mempelajari Aqidah Islam (2)
Cara Mudah Mempelajari Aqidah Islam (1)
|
Assalamua’laikum warohmatulloh wabarokatuh…
Akh…..ana minta ijin kalo boleh ana copy, ana sebarkan dan insya Allah tidak lupa ana cantumkan sumbernya,,,
barakallohu fik wa jazakallohu khoir
Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh, tafaddhal ya Akhil karim wa jazaakumullahu khairon atas ta’awun Antum.
Wa fiyk baarokallah.
Bismillah,
mohon izin untuk ana teruskan ke jamaah yg lain.
Jzklh
Tafaddhal, wa jazaakumullahu khairon.
Assalamua’laikum…..,
Ana juga mohon Izin ‘Copas and Share’
Jazakallohu khoir….
Wa’alaykumussalam, tafaddhal yaa Akhil kariim.
Wa jazaakumullahu khairon.
Bismillah
Assalamu’alaykum
ana ada pertanyaan
Hadist tentang jaul beli yang berbunyi. “tidak boleh melakukan 2 akad dalam satu transaksi.” (ana pernah dengar, soal Riwayat siapa afwan ana lupa)
bisakah diterangkan maksud hadist ini dan contoh-contohnya
Jazakallahu khairon
Wa’alaykumussalam, dalam Fatawa Nurun ‘alad Darbi, Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah menjelaskan diantara makna hadits tersebut adalah, seorang yang menjual suatu barang dengan syarat adanya penjualan yang lain, sebagai contoh penjual mengatakan, “Aku menjual rumahku ini dengan syarat engkau juga menjaul rumahmu atau tanahmu”, Atau, “Aku menjual rumahku ini dengan syarat engkau memberikan piutang kepadaku”.
Termasuk juga dalam makna hadits ini adalah, seorang menjual suatu barang kepada orang lain dengan cara kredit lalu dia membelinya lagi dengan tunai, ini yang dikenal dengan transaksi ‘inah dan termasuk kategori riba. Misalkan seorang perlu pinjaman uang sebesar Rp. 1.000.000,-. Lalu dia membeli barang seharga Rp. 1.200.000,- dari sebuah toko dengan cara kredit, kemudian dia menjual kembali barang tersebut ke toko yang sama seharga Rp. 1.000.000,- secara tunai. Sehingga dia mendapatkan uang Rp. 1.000.000,- dan hutang Rp. 1.200.000,- yang harus dibayar dengan cara kredit. Transaksi seperti ini hukumnya haram. Wallahu A’lam.
dan apakah pernyataan ini sama dengan yang ustadz maksud diatas
JIka ada seseorang menjual barang dengan harga CASH 100.000..lalu Dia menawarkan juga harga CICIL 120.000
apa ini juga termasuk dalam perkara riba?
jazakallahu khairon wa barakallahu fiikum
Tidak sama Akhi, karena pada akhirnya pembeli hanya memilih satu tawaran saja, apakah cash atau cicil. Bahkan Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah menyebutkan adanya ijma’ tentang bolehnya hal tersebut, meskipun ada juga sebagian ulama yang melarangnya.
Namun yang perlu diingatkan, ketika pembeli dengan cara cicil itu misalkan terlambat bayar, tidak boleh kemudian dikenakan denda. Dan denda yang biasa terjadi dalam jual beli kredit dengan cara ini termasuk riba’. Wallahu A’lam
Walhamdulillah
Afwan ana banyak nanya karean situsasi dan kondisi (keadaan) dunia ini sudah banyak Subhat dan ana harus berhati2…
tapi di jaman sekarang tidak ada pinjaman yang berkonsekuensi (barang diambil lagi dan kena bunga karena keterlambatan pembayaran)
Jazakallahu khairon atas jawaban-nya
Barakallahu fiik
[…] Cara Mudah Mempelajari Aqidah Islam (3) […]
[…] Cara Mudah Mempelajari Aqidah Islam (3) […]
[…] Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray Share this:CetakTwitterFacebookSurat elektronikLike this:SukaBe the first to like […]