بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Orang yang berniat murtad maka ia telah murtad, bahkan sekedar menyetujui orang lain untuk murtad maka orang yang menyetujui tersebut telah murtad.
Karena apabila ia berniat melakukan kekafiran atau menyetujui orang lain melakukannya, maka ia telah membenarkan kekafiran tersebut, dan membenarkan kekafiran adalah kekafiran.
Maka hendaklah ia segera bertaubat kepada Allah ‘azza wa jalla dan kembali masuk Islam.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ
“Dan sungguh Allah telah menurunkan kepadamu di dalam Al-Kitab bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olok, maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka.” [An-Nisa: 140]
Al-Imam Al-Mufassir Al-Qurthubi rahimahullah menerangkan,
لِأَنَّ مَنْ لَمْ يَجْتَنِبْهُمْ فَقَدْ رَضِيَ فِعْلَهُمْ، وَالرِّضَا بِالْكُفْرِ كُفْرٌ
“Karena barangsiapa tidak menjauhi para pelaku kekafiran maka berarti ia meridhoi perbuatan mereka, dan ridho terhadap kekafiran adalah kekafiran.” [Tafsir Al-Qurthubi: Al-Jaami’ li Ahkaamil Qur’an, 5/418]
Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan,
وَالْعَزْمُ عَلَى الْكُفْرِ فِي الْمُسْتَقْبَلِ كُفْرٌ فِي الْحَالِ، وَكَذَا التَّرَدُّدُ فِي أَنَّهُ يَكْفُرُ أَمْ لَا، فَهُوَ كُفْرٌ فِي الْحَالِ، وَكَذَا التَّعْلِيقُ بِأَمْرٍ مُسْتَقْبَلٍ، كَقَوْلِهِ: إِنْ هَلَكَ مَالِي أَوْ وَلَدِي تَهَوَّدْتُ، أَوْ تَنَصَّرْتُ، قَالَ: وَالرِّضَى بِالْكُفْرِ كُفْرٌ، حَتَّى لَوْ سَأَلَهُ كَافِرٌ يُرِيدُ الْإِسْلَامَ أَنْ يُلَقِّنَهُ كَلِمَةَ التَّوْحِيدِ، فَلَمْ يَفْعَلْ، أَوْ أَشَارَ عَلَيْهِ بِأَنْ لَا يُسْلِمَ، أَوْ عَلَى مُسْلِمٍ بِأَنْ يَرْتَدَّ، فَهُوَ كَافِرٌ
“Bertekad untuk melakukan kekafiran di masa depan adalah kekafiran pada saat itu juga.
– Demikian pula ragu-ragu apakah ia akan melakukan kekafiran atau tidak maka itu kekafiran pada saat itu juga.
– Begitu pula termasuk kekafiran adalah ucapan yang menggantung seperti, “Jika hartaku musnah atau anakku mati maka aku akan masuk Yahudi atau Nasrani”
– Dan ridho terhadap kekafiran adalah kekafiran.
– Sampai apabila orang kafir meminta kepada seorang muslim untuk mengajarkan kepadanya kalimat tauhid namun muslim tersebut tidak mau melakukannya maka ia menjadi kafir.
– Atau muslim itu memberi isyarat kepada orang kafir tersebut agar tidak masuk Islam maka si muslim menjadi kafir.
– Atau muslim itu menyetujui seorang muslim menjadi murtad maka muslim yang menyetujui itu menjadi kafir.” [Rauhatut Thalibin, 10/65]
Kecuali apabila niatnya hanya lintasan hati dan ia segera menolaknya dari hatinya serta tidak membenarkannya maka ia selamat dari kemurtadan.
SIMAK KAJIAN: PEMBATAL-PEMBATAL KEISLAMAN YANG TIDAK DISADARI
Yuk Pelajari Buku-buku Akidah yang Benar:
https://toko.sofyanruray.info/category/buku/akidah-dan-tauhid/
Fast Order: wa.me/628118247111
═══ ❁✿❁ ═══
Gabung Group WA KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Salah Satu Admin:
wa.me/628111833375
wa.me/628119193411
wa.me/628111377787
TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim
Medsos dan Website:
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
– instagram.com/sofyanruray.info
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/taawundakwah
– facebook.com/taawundakwah
– twitter.com/sofyanruray
– taawundakwah.com
– sofyanruray.info
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]
