Berakhlak Baik kepada Keluarga

1
10960

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sebaik-baik Kalian adalah yang Terbaik bagi Keluarganya

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي، وَإِذَا مَاتَ صَاحِبُكُمْ فَدَعُوهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku yang paling baik terhadap keluargaku, dan apabila mati seorang dari keluarga kalian maka tinggalkanlah dia.” [HR. At-Tirmidzi dari Aisyah radhiyallahu’anha, Ash-Shahihah: 285]

Beberapa Pelajaran:

1) Diantara ukuran dan patokan kebaikan seseorang adalah kebaikan akhlaknya kepada keluarganya, sehingga tidaklah seseorang itu menjadi baik walau ia telah melakukan sholat, puasa, zakat dan berbagai macam ibadah sebelum ia berakhlak baik kepada keluarganya, maka dalam hadits ini terdapat petunjuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk berakhlak mulia kepada keluarga, yang mencakup istri-istri dan seluruh kerabat (lihat Al-Mirqoh: 5/2155)

2) Motivasi untuk menyambung dan menjaga hubungan kekerabatan dan tidak boleh memutuskannya (lihat Faidhul Qodir, 3/495)

3) Anjuran untuk memberi manfaat kepada keluarga, baik manfaat agama maupun dunia (lihat Faidhul Qodir, 3/496)

4) Keluarga adalah pihak yang paling berhak untuk mendapatkan kebaikan kita sebelum yang lainnya. Asy-Syaikhul Faqih Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

فينبغي للإنسان أن يكون مع أهله خير صاحب وخير محب وخير مُربًّ؛ لأن الأهل أحق بحسن خلقك من غيرهم.

“Maka sepatutnya bagi seseorang untuk keluarganya menjadi:
• Sebaik-baik teman
• Sebaik-baik orang yang mencintai
• Sebaik-baik pendidik
Karena keluarga adalah pihak yang paling berhak untuk mendapatkan akhlak baikmu dari pada selain mereka.” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 3/569]

5) Adapun makna, “Dan apabila mati seorang dari keluarga kalian maka tinggalkanlah dia”, ada beberapa makna yang disebutkan para ulama:
• Tinggalkan pembicaraan buruk tentangnya.
• Jangan lagi mencintainya, menangisinya dan bergantung kepadanya, maksudnya jangan terlalu bersedih karena kehilangannya.
• Relakanlah ia pergi kepada Allah ta’ala, semoga ia mendapatkan kasih sayang Allah ta’ala, karena apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang baik.
• Relakanlah kematian Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, dan jangan menyakiti beliau, keluarga beliau, para sahabat beliau dan pengikut-pengikut beliau (lihat Tuhfatul Ahwadzi, 269-270)

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

www.sofyanruray.info

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini