بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
“Janganlah kamu mensucikan diri-dirimu sendiri, Allah yang lebih mengetahui siapa yang bertakwa.” [An-Najm: 32]
Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Hasan rahimahullah berkata,
“…mengaku-ngaku sebagai wali adalah pensucian (rekomendasi) terhadap diri sendiri yang terlarang dalam firman Allah ta’ala,
فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ
‘Janganlah kamu mensucikan diri-dirimu sendiri.’ (An-Najm: 32)
Maka itu bukan sifat para wali, sifat para wali adalah merendah diri (tidak sombong), mengakui kekurangan diri dan takut kepada Rabb mereka, bagaimana mungkin ada wali yang mendatangi manusia dan mengatakan, ‘Kenalilah kami adalah para wali, dan kami mengetahui ilmu ghaib…?!’
Hakikatnya yang mereka lakukan adalah usaha meraih kedudukan di hati-hati manusia dan mengejar dunia dengan mengaku-ngaku sebagai wali…!
Cukuplah bagimu keadaan para sahabat dan tabi’in radhiyallahu’anhum, padahal mereka adalah pemimpin para wali, apakah mereka mengaku-ngaku sebagai wali dan memiliki ilmu ghaib sedikit saja…?!
Tidak demi Allah.
– Bahkan salah seorang dari mereka tidak mampu menguasai dirinya untuk menangis ketika membaca Al-Qur’an, seperti Sahabat Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu.
– Sahabat Umar radhiyallahu’anhu, terdengar tangisannya bergemuruh di dalam dadanya dari belakang shaf, beliau menangis dalam sholatnya.
– Dan pernah beliau membaca satu ayat dalam wirid beliau di satu malam, maka beliau menderita sakit selama beberapa malam yang membuat para sahabat menjenguk beliau.
– Sahabat Tamim Ad-Dari radhiyallahu’anhu gelisah di atas pembaringannya, beliau tidak bisa tidur kecuali sedikit karena takut neraka, maka beliau pun bangkit untuk sholat malam.
Cukuplah bagimu sifat-sifat para wali yang Allah sebutkan dalam surat Ar-Ra’du, Al-Mukminun, Al-Furqon, Adz-Dzariyyat dan Ath-Thur.
Maka orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut, merekalah para wali yang sebenarnya, bukan yang mengaku-ngaku, berdusta dan meyamakan diri dengan Rabbul’alamin dalam perkara-perkara yang khusus bagi-Nya, yaitu kebesaran, keagungan dan ilmu ghaib.
Bahkan sekedar mengaku-ngaku tahu ilmu ghaib adalah kekafiran, bagaimana mungkin orang yang mengaku-ngaku tersebut menjadi wali…?!
Sungguh besar bahaya dan dahsyat ancaman yang ditimbulkan oleh para pendusta yang mewariskan ilmu-ilmu sihir dari kaum musyrikin, dengan itu mereka menipu orang-orang awam yang lemah hati. Kita memohon kepada Allah keselamatan dan ‘aafiyah di dunia dan akhirat.” [Fathul Majid: 299-300]
Lebih parah lagi ada orang yang mengaku-ngaku sebagai wali dan dipercaya oleh para pengikutnya sebagai penyelamat mereka di hari kiamat, padahal hanya Allah yang Maha Menguasai hari pembalasan.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Yuk Belajar Buku-buku Akidah dan Tauhid Agar Tidak Tersesat:
https://toko.sofyanruray.info/category/buku/akidah-dan-tauhid/
Fast Order: wa.me/628118247111
═══ ❁✿❁ ═══
Gabung Group WA KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Salah Satu Admin:
wa.me/628111833375
wa.me/628119193411
wa.me/628111377787
TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim
Medsos dan Website:
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
– instagram.com/sofyanruray.info
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/taawundakwah
– facebook.com/taawundakwah
– twitter.com/sofyanruray
– taawundakwah.com
– sofyanruray.info
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]