Dahsyatnya ‘Fitnah’ Wanita bagi Laki-laki

0
4492

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Tidaklah aku tinggalkan ‘fitnah’ (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada cobaan wanita.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’ahuma]

BEBERAPA PELAJARAN

1. Hadits yang mulia ini menegaskan bahwa wanita adalah cobaan yang paling berbahaya bagi kaum laki-laki.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

وَفِي الْحَدِيثِ أَنَّ الْفِتْنَةَ بِالنِّسَاءِ أَشَدُّ مِنَ الْفِتْنَةِ بِغَيْرِهِنَّ وَيَشْهَدُ لَهُ قَوْلُهُ تَعَالَى زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ فَجَعَلَهُنَّ مِنْ حُبِّ الشَّهَوَاتِ وَبَدَأَ بِهِنَّ قَبْلَ بَقِيَّةِ الْأَنْوَاعِ إِشَارَةً إِلَى أَنَّهُنَّ الْأَصْلُ فِي ذَلِك

“Dalam hadits ini ada pelajaran bahwa fitnah wanita lebih dahsyat daripada fitnah yang lainnya, dan itu dipersaksikan oleh firman Allah ta’ala,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini (syahwat), yaitu: wanita-wanita…” (Ali Imron: 14)

Maka Allah menjadikan para wanita bagian dari kecintaan lelaki terhadap syahwat, dan Allah memulai dengan penyebutan wanita sebelum berbagai bentuk syahwat yang lain, sebagai isyarat bahwa para wanita adalah pokok dalam hal tersebut.” [Fathul Baari, 9/138]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga mengingatkan,

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menguasakannya kepada kalian, lalu Allah melihat bagaimana kalian beramal, maka berhati-hatilah terhadap ‘fitnah’ dunia dan berhati-hatilah terhadap ‘fitnah’ wanita, karena ‘fitnah’ pertama yang menimpa Bani Israil adalah wanita.” [HR. Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu]

2. Wajib berhati-hati dan menjauhi ‘fitnah’ wanita, tidak boleh merasa aman.

Al-‘Allamah Al-Faqih Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

وإخبار النبي صلى الله عليه وسلم بذلك يريد به الحذر من فتنة النساء، وأن يكون الناس منها على حذر؛ لأن الإنسان بشر إذا عرضت عليه الفتن، فإنه يخشى عليه منه

“Maksud pengabaran Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits ini adalah agar berhati-hati dari godaan wanita, dan manusia hendaklah selalu waspada, karena manusia hanyalah orang biasa, apabila diperhadapkan kepada ‘fitnah-fitnah’ maka dikhawatirkan ia akan terjerumus.” [Syarhu Riyadhus Shaalihin, 3/151]

3. Wajib menutup semua pintu fitnah dari kedua belah pihak, baik laki-laki maupun wanita, diantaranya:
– Kaum lelaki diperintahkan menjaga pandangan.
– Kaum wanita diperintahkan untuk berhijab; menutup aurat.
– Dilarang bercampur baur antara lelaki dan wanita.

Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

ويستفاد منه سد كل طريق يوجب الفتنة بالمرأة، فكل طريق يوجب الفتنة بالمرأة؛ فإن الواجب على المسلمين سده، ولذلك وجب على المرأة أن تحتجب عن الرجال الأجانب، فتغطي وجهها، وكذلك تغطي يديها ورجليها عند كثير من أهل العلم، ويجب عليها كذلك أن تبتعد عن الاختلاط بالرجال؛ لأن الاختلاط بالرجال فتنة وسبب للشر من الجانبين، من جانب الرجال ومن جانب النساء.

“Dapat dipetik pelajaran dari hadits ini untuk menutup semua jalan yang memunculkan ‘fitnah’ dengan wanita, maka setiap jalan yang memunculkan ‘fitnah’ dengan wanita wajib bagi kaum muslimin untuk menutupnya, makanya wajib bagi seorang wanita untuk berhijab dari laki-laki non mahram, hendaklah ia menutup wajahnya, demikian pula menutup kedua tangan dan kakinya menurut pendapat banyak ulama. Demikian pula wajib atas seorang wanita untuk menjauhi ikhtilat (campur baur) dengan kaum lelaki, karena ikhtilat dengan kaum lelaki adalah ‘fitnah’ dan sebab terjerumus dalam kejelekan dari kedua belah pihak, baik dari pihak lelaki maupun wanita.” [Syarhu Riyadhus Shaalihin, 3/151-152]

4. Fitnah terjelek wanita adalah ketika menyibukkan kaum lelaki dengan dunia dan lupa akhirat.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menukil dari sebagian ahli hikmah bahwa mereka berkata,

النِّسَاءُ شَرٌّ كُلُّهُنَّ وَأَشَرُّ مَا فِيهِنَّ عَدَمُ الِاسْتِغْنَاءِ عَنْهُنَّ وَمَعَ أَنَّهَا نَاقِصَةُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ تَحْمِلِ الرَّجُلِ عَلَى تَعَاطِي مَا فِيهِ نَقْصُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ كَشَغْلِهِ عَنْ طَلَبِ أُمُورِ الدِّينِ وَحَمْلِهِ عَلَى التَّهَالُكِ عَلَى طَلَبِ الدُّنْيَا وَذَلِكَ أَشَدُّ الْفَسَادِ وَقَدْ أَخْرَجَ مُسْلِمٌ مِنْ حَدِيثِ أَبِي سَعِيدٍ فِي أَثْنَاءِ حَدِيثِ وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيل كَانَت فِي النِّسَاء

“Wanita itu jelek seluruhnya (apabila tidak bertakwa kepada Allah ta’ala), dan sejelek-jeleknya yang ada pada wanita adalah ketidakmampuan kaum lelaki tanpa wanita (yang menyebabkan kaum lelaki terjerumus dalam dosa), dan meski wanita kurang akal dan agama, namun ia bisa membawa laki-laki terjerumus dalam kekurangan akal dan agama tersebut, seperti disibukkannya seorang lelaki dari mengejar amalan-amalan agama dan terbawa pada pembinasaan diri dalam mengejar dunia, dan itu adalah kerusakan terbesar.

Al-Hafizh berkata: Dan Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, di pertengahan hadits:

وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيل كَانَت فِي النِّسَاء

“Dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena ‘fitnah’ pertama yang menimpa Bani Israil adalah pada wanita.” [Fathul Baari, 9/138]

5. Waspadai setan-setan manusia dan jin yang memanfaatkan kaum wanita sebagai senjata penghancur kaum muslimin.

Al-‘Allamah Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

ولهذا كان أعداؤنا- أعداء الإسلام- بل أعداء الله ورسوله من اليهود والنصارى والمشركين والشيوعيين وأشباههم وأذنابهم وأتباعهم كل هؤلاء – يحرصون غاية الحرص على أن يفتنوا المسلمين بالنساء، يدعون إلي التبرج، يدعون إلي اختلاط المرأة بالرجل، يدعون إلي التفسخ في الأخلاق، يدعون إلي ذلك بألسنتهم، وأقلامهم، وأعمالهم، – والعياذ بالله؛ لأنهم يعلمون أن الفتنة العظيمة التي ينسي بها الإنسان ربه ودينه إنما تكون في النساء

“Karena besarnya bahaya godaan wanita maka musuh-musuh kita, yaitu musuh-musuh Islam, bahkan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya dari kalangan Yahudi, Nasrani, Musyrikin, Komunis dan yang semisal dan semodel dengan mereka serta para pengikut mereka seluruhnya, benar-benar bersemangat untuk menjerumuskan kaum muslimin ke dalam bencana dengan senjata wanita, yaitu dengan cara:
– Mereka menyerukan kaum wanita agar menampakkan kecantikan kepada laki-laki yang bukan mahram (tabarruj).
– Mengajak campur baur antara laki-laki dan wanita.
– Mengajak kepada kerendahan akhlak (pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita).

Mereka mengajak kepada itu semua dengan lisan, tulisan dan perbuatan –hanya kepada Allah kita mohon perlindungan-. Karena mereka mengetahui bahwa godaan besar yang dapat membuat manusia lupa dengan Rabbnya dan agamanya, terdapat pada kaum wanita.” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 1/95]

6. Sungguh dahsyat daya rusak wanita, meski ia kurang akal dan agama tapi dapat merusak seorang laki-laki yang cerdas.

Al-Faqih Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

النساء اللاتي يفتن أصحاب العقول كما قال النبي عليه الصلاة والسلام: ما رأيت من ناقصات عقل ودين أذهب للب الرجل الحازم من إحداكن. هل تريد شيئاً أبين من هذا. أذهب للب الرجل – لعقله – الحازم، فيما بالك بالرجل المهيمن؛ الذي ليس عنده حزم، ولا عزم، ولا دين، ولا رجولة؛ يكون أشد والعياذ بالله. لكن الرجل الحازم تذهب النساء عقله- نسأل اله العافية-، وهذا هو الواقع لذلك قال الله تعالي عقب الأمر بغض البصر، قال: (وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ) النور: من الآية31

“Para wanita yang dapat menjerumuskan kaum lelaki yang berakal, sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ

“Aku tidak melihat orang-orang yang kurang akal dan agama namun sanggup menghilangkan akal yang sempurna seorang lelaki yang cerdas melebihi kalian (wahai para wanita).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu)

Apakah engkau masih ingin yang lebih jelas dari keterangan ini?! Bahwa wanita meski lemah akal dan agama tapi sanggup menghilangkan akal yang sempurna seorang laki-laki yang cerdas, maka bagaimana lagi dengan laki-laki yang lemah akal, yang tidak memiliki kecerdasan, kekuatan hati, amalan agama dan kejantanan (keshalihan), maka tentu akan lebih dahsyat lagi –wal’iyaadzu billaah-.

Maka seorang lelaki cerdas dapat dihilangkan akalnya oleh wanita –kita memohon keselamatan kepada Allah-. Inilah kenyataannya, oleh karena itu setelah memerintahkan untuk menundukkan pandangan dari lawan jenis maka Allah ta’ala berfirman,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

‘Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.’ (An-Nur: 31).” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 1/95-96]

7. Bahaya ikhtilat (campur baur) antara kaum lelaki dan wanita di sekolah-sekolah, kantor-kantor, dan lain-lain. Pada hakikatnya ikhtilat itu adalah perbuatan menuruti hawa nafsu, mengikuti ajakan setan dan latah terhadap orang-orang kafir.

Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

ولا ينبغي أن يغرنا ما يدعو إليه أهل الشر والفساد من المقلدين للكفار، من الدعوة إلى اختلاط المرأة بالرجال؛ فإن ذلك من وحي الشيطان والعياذ بالله

“Dan tidaklah patut kita tertipu dengan ajakan orang-orang yang jelek dan rusak dari kalangan pengikut orang-orang kafir, yaitu ajakan untuk campur baur antara laki-laki dan wanita, karena sesungguhnya itu berasal dari wahyu setan –wal’iyaadzu billaah-.” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 3/152]

8. Karena dahsyatnya fitnah wanita, maka inilah salah satu sebab dilarangnya seorang wanita melakukan safar tanpa mahram.

Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

وقال ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء فلهذا تمنع المرأة من السفر بلا محرم

“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah aku tinggalkan ‘fitnah’ yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki melebihi ‘fitnah’ wanita’, karena itulah wanita dilarang melakukan safar tanpa mahram.” [Syarhu Riyadhis Shaalihin, 4/628]

9. Demikian pula para pemuda diperintahkan untuk segera menikah demi menjaga diri dari godaan kaum wanita.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan hendaklah segera menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu]

10. Maka jelaslah wanita termasuk sebab kerusakan terbesar bagi masyarakat, akan tetapi juga sebaliknya, wanita shalihah adalah permata yang indah, yang dapat membawa kebaikan terbesar bagi masyarakat. Bukankah para ulama besar dan para pahlawan Islam umumnya lahir dari rahim para ibu yang mulia dan didampingi istri-istri shalihah?!

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” [HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya,

أَيُّ الْمَالِ خَيْرٌ اتَّخَذْنَاهُ فَقَالَ: أَفْضَلُهُ لِسَانًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا شَاكِرًا، وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِينُهُ عَلَى إِيمَانِهِ

“Harta apakah yang paling baik untuk kami miliki? Beliau bersabda: Harta yang paling mulia adalah lisan yang selalu berdzikir, hati yang selalu bersyukur dan istri shalihah yang selalu membantu suami dalam keimanan.” [HR. Ahmad dari Tsauban radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 1913, 1499]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

قَلْبٌ شَاكِرٌ، وَلِسَانٌ ذَاكِرٌ، وَزَوْجَةٌ صَالِحَةٌ تُعِينُكَ عَلَى أَمْرِ دُنْيَاكَ، وَدِينِكَ خَيْرٌ مَا اكْتَنَزَ النَّاسُ

“Hati yang senantiasa bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri shalihah yang senantiasa menolongmu dalam urusan duniamu dan agamamu adalah sebaik-baiknya simpanan manusia.” [HR. Al-Baihaqi dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 4409]

Al-Imam Al-Munawi rahimahullah berkata,

فإن هذه الثلاثة جامعة لجميع المطالب الدنيوية والأخروية وتعين عليها وإنما كان كذلك لأن الشكر يستوجب المزيد والذكر منشور الولاية والزوجة الصالحة تحفظ على الإنسان دينه ودنياه وتعينه عليهما

“Karena sesungguhnya tiga perkara ini mengumpulkan dan membantu untuk meraih seluruh perkara dunia dan akhirat yang selalu dicari, hal itu karena bersyukur menyebabkan tambahan kenikmatan, berdzikir mendatangkan kecintaan Allah, dan istri shalihah menjaga dan membantu seseorang dalam mengamalkan agama dan meraih dunianya.” [Faidhul Qodir, 4/687]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

════ ❁✿❁ ════

GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

Channel Telegram:
https://t.me/taawundakwah
https://t.me/kajian_assunnah
https://t.me/kitab_tauhid
https://t.me/videokitabtauhid
https://t.me/kaidahtauhid
https://t.me/akhlak_muslim

Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke wa.me/628111833375
Atau wa.me/628111377787

Medsos dan Website:
Facebook: https://www.facebook.com/taawundakwah
Instagram: https://www.instagram.com/taawundakwah
Website: https://taawundakwah.com

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini