Iman adalah Ucapan, Keyakinan dan Amalan, Bertambah karena Ketaatan dan Berkurang karena Kemaksiatan

0
3362

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Cabang-cabang Keimanan

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

“Iman itu memiliki 70 lebih atau 60 lebih bagiannya, yang paling afdhal adalah ucapan ‘laa ilaaha illallah’ dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan rasa malu adalah bagian dari keimanan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan lafaz ini milik Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Beberapa Pelajaran:

1) Keutamaan kalimat tauhid “laa ilaaha illallah”.

• Kalimat “Laa Ilaaha Illallaah” Bermakna,

لا معبودَ حقٌّ إلا الله

“Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.”

Artinya, segala sesuatu yang disembah oleh manusia selain Allah ta’ala adalah sesembahan yang salah (batil), karena tidak ada sesembahan yang benar (haq) kecuali Allah tabaraka wa ta’ala. Sebagaimana firman Allah ta’ala,

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah sesembahan yang benar dan sesungguhnya apa saja yang mereka sembah selain dari Allah adalah salah.” [Al-Hajj: 62 dan Luqman: 30]

• Kalimat “Laa Ilaaha Illallaah” Memiliki Dua Rukun:

Pertama: An-Nafyu (Penafikan) yang terkandung dalam kalimat “la ilaaha”, maknanya adalah menafikan atau menganggap salah semua sesembahan selain Allah ta’ala.

Kedua: Al-Itsbat (Penetapan) yang terkandung dalam kalimat “illallah”, maknanya adalah menetapkan atau meyakini hanya Allah satu-satunya yang pantas diibadahi.

Sebagaimana firman Allah ta’ala

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى

“Maka barangsiapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh dengan ikatan yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallah).” [Al-Baqarah: 256]

Firman Allah ta’ala, “Maka barangsiapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah)” adalah penafikan seluruh sesembahan selain Allah ta’ala. Adapun firman-Nya, “Dan hanya beriman kepada Allah” adalah penetapan bahwa hanya Allah ta’ala satu-satunya sesembahan yang benar.

• Hanya Islam yang Mengajarkan Tauhid, Membenarkan Agama Selain Islam Berarti Membenarkan Kekafiran dan Kesyirikan:

Islam satu-satunya agama yang benar dan satu-satunya agama yang diridhoi di sisi Allah tabaraka wa ta’ala hanyalah Islam, sebab hanya Islam yang mengajarkan tauhid “laa ilaaha illallah”. Dan semua agama selain adalah salah, karena mengajarkan kesyirikan dan kekufuran kepada Allah jalla wa ‘ala dan mengajarkan berbagai kemungkaran lainnya.

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم

“Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanya Islam.” [Ali Imron: 19]

Allah ta’ala juga berfirman,

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi.” [Ali Imron: 85]

2) Amalan bagian dari keimanan, oleh karena itu iman menurut Ahlus Sunnah adalah, “Mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan dengan anggota tubuh” maka iman mencakup tiga perkara: Ucapan, keyakinan dan amalan; dapat bertambah dan berkurang, bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.

Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdasi rahimahullah berkata,

الإيمان قول وعمل والإيمان قول باللسان وعمل بالأركان، وعقد بالجنان، يزيد بالطاعة وينقص بالعصيان

“Iman adalah ucapan dan amalan, iman mencakup ucapan lisan, amalan anggota tubuh dan keyakinan hati, bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.” [Lum’atul I’tiqod, hal. 26]

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,

وأعتقد أن الإيمان قول باللسان، وعمل بالأركان، واعتقاد بالجنان؛ يزيد بالطاعة وينقص بالمعصية، وهو بضع وسبعون شعبة؛ أعلاها شهادة أن لا إله إلا اللَّه، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق.

“Aku meyakini bahwa iman adalah mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan anggota tubuh dan meyakini dengan hati, bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan, dan cabangnya ada 70 lebih, yang tertinggi adalah syahadat laa ilaaha illallah (tiada yang berhak disembah kecuali Allah) dan yang terendah adalah mengeluarkan duri dari jalan.” [Ushulul Iman, hal. 15]

3) Keimanan manusia bertingkat-tingkat dan hendaklah setiap hamba selalu berusaha meningkatkan keimanan dengan menempuh sebab-sebabnya, serta menjaganya agar tidak berkurang dengan menjauhi sebab-sebabnya.

4) Keutamaan menyingkirkan segala sesuatu yang mengganggu di jalan.

5) Keutamaan sifat malu, yaitu malu berbuat maksiat kepada Allah ta’ala atau malu melakukan sesuatu yang tidak pantas. Adapun malu dalam melakukan ketaatan atau malu mengamalkan sunnah maka itu tercela dan lebih layak disebut kelemahan, bukan rasa malu.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

www.fb.com/sofyanruray.info

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini