Maksiat Merusak Hubungan dengan Makhluk

0
647

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فَفُرِّقَ بَيْنَهُمَا، إِلَّا بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا

“Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah dua orang saling mencintai lalu dipisahkan antara keduanya, kecuali karena dosa yang dilakukan salah satunya.” [HR. Ahmad dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 2219]

Asy-Syaikh Al-Munawi rahimahullah berkata,

فيكون التفريق عقوبة لذلك الذنب

“Maka terjadinya perpisahan sebagai hukuman terhadap dosa tersebut.” [Faidhul Qodir, 5/437]

Al-Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,

إذا وجدت من إخوانك جفاء فتب إلى الله فإنك أحدثت ذنبا وإذا وجدت منهم زيادة ود فذلك لطاعة أحدثتها فاشكر الله تعالى

“Jika engkau dapati dari saudara-saudaramu sikap yang kurang baik kepadamu maka bertaubatlah kepada Allah, karena sungguh itu disebabkan engkau telah melakukan dosa, dan jika engkau dapati dari mereka bertambahnya kecintaan kepadamu, itu adalah karena ketaatan yang engkau kerjakan, maka bersyukurlah kepada Allah ta’ala.” [Faidhul Qodir, 5/437]

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

وَمِنْهَا: الْوَحْشَةُ الَّتِي تَحْصُلُ لَهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ، وَلَاسِيَّمَا أَهْلُ الْخَيْرِ مِنْهُمْ، فَإِنَّهُ يَجِدُ وَحْشَةً بَيْنَهُ وَبَيْنَهُمْ، وَكُلَّمَا قَوِيَتْ تِلْكَ الْوَحْشَةُ بَعُدَ مِنْهُمْ وَمِنْ مُجَالَسَتِهِمْ، وَحُرِمَ بَرَكَةَ الِانْتِفَاعِ بِهِمْ، وَقَرُبَ مِنْ حِزْبِ الشَّيْطَانِ، بِقَدْرِ مَا بَعُدَ مِنْ حِزْبِ الرَّحْمَنِ، وَتَقْوَى هَذِهِ الْوَحْشَةُ حَتَّى تَسْتَحْكِمَ، فَتَقَعَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ وَوَلَدِهِ وَأَقَارِبِهِ، وَبَيْنَهُ وَبَيْنَ نَفْسِهِ، فَتَرَاهُ مُسْتَوْحِشًا مِنْ نَفْسِهِ

“Diantara hukuman bagi pelaku maksiat adalah merenggangnya hubungan antara dirinya dengan orang-orang, terutama dengan orang-orang baik, sungguh ia akan merasa terasing dari orang-orang baik tersebut.

Dan setiap kali menguat keterasingannya maka ia semakin jauh dari mereka dan majelis mereka, yang pada akhirnya ia terhalangi dari kebaikan melimpah yang dapat diambil dari mereka.

Dan ia pun semakin dekat dengan orang-orang dari golongan setan, sesuai kadar jauhnya ia dari golongan Allah yang Maha Peyayang.

Dan kerenggangan hubungan ini akan semakin menguat sampai merajalela, hingga retak pula hubungannya dengan istrinya, anaknya dan karib kerabatnya, bahkan dengan dirinya sendiri, maka engkau melihatnya merasa aneh dengan dirinya sendiri.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 52]

Sebagian Salaf rahimahumullah berkata,

إِنِّي لَأَعْصِي اللَّهَ فَأَرَى ذَلِكَ فِي خُلُقِ دَابَّتِي، وَامْرَأَتِي

“Sungguh ketika aku bermaksiat kepada Allah, maka aku melihat pengaruh jeleknya pada tabiat hewan tungganganku dan istriku.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 54]

Bahkan Allah ‘azza wa jalla akan menjadikan manusia marah dan tidak senang kepadanya walau mereka tidak melihat maksiat yang ia kerjakan.

Sahabat yang Mulia Abu Ad-Darda radhiyallahu’anhu berkata,

إِنَّ الْعَبْدَ يَخْلُو بِمَعَاصِي اللَّهِ فَيُلْقِي اللَّهُ بُغْضَهُ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُ

“Sungguh seorang hamba yang berbuat maksiat kepada Allah ketika bersendirian, niscaya Allah akan meletakkan kebencian kepadanya di hati-hati kaum mukminin tanpa ia sadari.” [Al-Jawaabul Kaafi, hal. 53]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Kajian Online Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah:
Youtube
Facebook
Instagram
Telegram
Twitter
Website
WA Group
WA Bisnis

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

Jazaakumullaahu khayron wa baaroka fiykum

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini