بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: Inilah jalanku, aku berdakwah kepada Allah di atas bashiroh (dengan ilmu). Aku dan orang-orang yang mengikutiku juga berdakwah kepada Allah dengan ilmu. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” [Yusuf: 108]
KEWAJIBAN BERDAKWAH
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullah berkata,
أن من لم يدع إلى الله وهو يستطيع الدعوة إلى الله، فإنه لم يحقق إتباعه للرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بل إتباعه فيه نقص عظيم
“(Diantara pelajaran dari ayat ini) bahwa siapa yang tidak berdakwah kepada Allah padahal ia mampu berdakwah kepada Allah, maka ia belum merealisasikan ittiba’ (peneladanan) kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, bahkan dalam ittiba’nya terdapat kekurangan yang besar.” [I’aanatul Mustafid, 1/104]
TAPI BUKAN SEMBARANG DAKWAH
Ayat yang mulia ini menjelaskan dua tonggak terpenting dalam dakwah:
1. Ikhlas Ini makna firman Allah, “Aku mengajak kepada Allah”, bukan kepada harta, jabatan, kelompok dan lain-lain. Dan ditegaskan di akhir ayat, “Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”, mencakup penafikan terhadap semua bentuk amalan yang tidak ikhlas.
2. Ilmu Ini makna firman Allah, “Di atas bashiroh (dengan ilmu)”, bahkan bashiroh itu bermakna tingkatan ilmu yang tertinggi.
ILMU YANG DIBUTUHKAN DALAM DAKWAH
1. Ilmu tentang apa yang didakwahkan, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, dan yang terpenting adalah ilmu tauhid.
2. Ilmu tentang cara menyampaikan dakwah.
3. Ilmu tentang keadaan orang yang didakwahi.
YANG PALING BANYAK MERUSAK DAKWAH
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
فتضمنت هذه الدعوة الإخلاص والعلم; لأن أكثر ما يفسد الدعوة عدم الإخلاص، أو عدم العلم، وليس المقصود بالعلم في قوله: ” على بصيرة ” العلم بالشرع فقط، بل يشمل: العلم بالشرع، والعلم بحال المدعو، والعلم بالسبيل الموصل إلى المقصود، وهو الحكمة.
“Maka dakwah ini harus mencakup ikhlas dan ilmu, karena kebanyakan yang merusak dakwah adalah tidak ikhlas dan tidak ada ilmu. Dan bukanlah maksud ilmu dalam firman Allah, “Di atas bashiroh (dengan ilmu)”, hanyalah ilmu tentag syari’at saja, tetapi mencakup ilmu tentang syari’at, ilmu tentang keadaan orang yang didakwahi dan ilmu tentang metode yang dapat mengantarkan kepada tujuan, yaitu hikmah.” [Al-Qoulul Mufid, 1/130]
GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM
Channel Telegram:
Channel Telegram:
taawundakwah
kajian_assunnah
kitab_tauhid
videokitabtauhid
kaidahtauhid
akhlak_muslim
Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke 628111833375
Atau 628111377787
Medsos dan Website:
Facebook
Instagram
Website
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]