Kewajiban Menundukkan Pandangan dan Bahaya Melihat yang Haram

2
19501

Ustadz Almanazil Billah, Lc hafizhahullah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka. yang demikian itu  lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” [An-Nur: 30]

Pandangan yang haram adalah melihat:
• Aurat sesama jenis.
• Lawan jenis yang bukan mahram.
• Anak laki-laki yang “cantik”, haram bagi laki-laki melihatnya.
• Orang-orang yang dapat memunculkan fitnah (godaan).
• Perhiasan dunia yang menggoda dan menjerumuskan dalam dosa.
[Lihat Tafsir As-Sa’di, hal. 566]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu,

يا عَلِيُ! لا تتْبعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ؛ فإن لك الأولى، وليست لك الآخرة

“Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan demi pandangan. Dibolehkan bagimu hanyalah pandangan pertama, bukan pandangan yang selanjutnya.” [HR. Abu Daud dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu, Shahih Abi Daud: 2149]

Sahabat yang Mulia Jarir bin Abdillah radhiyallahu’anhu berkata,

سألت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عن نَظْرَةِ الفَجْأةِ؟ فقال: اصْرِفْ بَصَرَك

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang pandangan yang tiba-tiba? Maka beliau bersabda: Palingkanlah pandanganmu.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, Shahih Abi Daud: 2148]

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata ketika mengomentari hadits ini,

ونظرة الفجأة هي النظرة الأولى التي تقع بغير قصد من الناظر فما لم يعتمده القلب لا يعاقب عليه فإذا نظر الثانية تعمدا أثم فأمره النبي صلى الله عليه وسلم عند نظرة الفجأة أن يصرف بصره ولا يستديم النظر فإن استدامته كتكريره

“Pandangan yang tiba-tiba adalah pandangan pertama kali yang terjadi tanpa kesengajaan orang yang memandang. Selama hatinya tidak sengaja maka dia tidak mendapatkan hukuman. Jika dia melihatnya untuk yang kedua kali dengan sengaja maka dia berdosa. Karena itu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk memalingkan pandangan dan tidak boleh terus-menerus memandang. Karena memandangnya dengan lama, sama seperti mengulanginya.” [Raudhatul Muhibbin, 1/96]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لأَعلَمَنَّ أقوامًا من أُمَّتِي ، يأتُونَ يومَ القيامةِ بِحسناتٍ أمثالِ جِبالِ تِهامَةَ بيضاءَ ، فيَجعلُها اللهُ هباءً مَنثُورًا ، أمَا إنَّهمْ إخوانُكمْ ومِنْ جِلدَتِكمْ ، و يأخُذونَ من الليْلِ كما تَأخُذُونَ ، و لكِنَّهمْ قومٌ إذا خَلَوْا بِمحارِمِ اللهِ انْتهكُوها

“Benar-benar akan ada beberapa kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa banyak pahala kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih. Namun Allah menjadikannya seperti debu yang beterbangan. Ketahuilah sesungguhnya mereka itu saudara kalian dan kulitnya sama dengan kalian. Mereka melakukan amalan di malam hari sebagaimana yang kalian lakukan. Akan tetapi mereka adalah kaum yang apabila menyendiri maka mereka melakukan apa-apa yang Allah haramkan.” [HR. Ibnu Majah dari Tsauban radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 5028]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

اضْمَنُوا لي سِتّاً مِنْ أنْفُسِكُمْ أضْمَنُ لَكُمُ الجَنّة أُصْدُقُوا إِذا حَدَّثْتُمْ وأوْفُوا إِذا وَعَدْتُم وأدُّوا إِذا ائْتُمِنْتُمْ واحفَظُوا فُرُوجَكُمْ وَغُضُّوا أبْصارَكُمْ وَكُفُّوا أيْدِيَكُمْ

“Apabila kalian bisa menjamin untukku enam perkara maka aku jamin kalian akan mendapatkan surga. Jujurlah ketika kalian berbicara, tepatilah ketika kalian berjanji, jagalah amanah jika kalian diberi amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian dan tahanlah tangan kalian dari menyakiti orang lain.” [HR. Ahmad dari Ubadah bin Ash-Shomit radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1470]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا للهِ إلاَّ أَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ

“Sesungguhnya engkau, tidaklah meninggalkan sesuatu karena Allah, kecuali Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik untukmu.” [HR. Ahmad dari Abu Qotadah dan Abud Dahmaa radhiyallahu’anhuma, Ash-Shahihah, 2/734]

Kecanduan Gambar Porno dan Pacaran Bisa Jadi Lebih Besar Dosanya Daripada Zina

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

فإن دوام النظر بالشهوة وما يتصل به العشق والمعاشرة والمباشرة، قد يكون أعظم بكثير من فساد زنا لا إصرار عليه

“Sesungguhnya selalu memandang dengan syahwat dan sering melakukan perbuatan yang terkait dengan asmara, saling bercumbu dan bersentuhan, bisa jadi dosanya jauh lebih besar dari kerusakan zina yang tidak dilakukan terus menerus.” [Al-Fatawa, 15/293]

Untukmu yang Sudah Kecanduan Melihat yang Haram, Sulitkah untuk Bertaubat?

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

إنَّما يجد المشقَّةَ في ترك المألوفات والعوائد من تركها لغير الله، أمَّا من تركها صادقًا مُخلِصًا مِن قلبه لله فإنه لا يجد في تركها مشقَّةً إلاَّ في أَوَّل وهلة، لِيُمتحَن أصادقٌ هو في تركها أم هو كاذب؟ فإن صبر على تلك المشقَّة قليلاً استحالت لذَّة. قال ابن سيرين: سمعت شريحًا يحلف بالله ما ترك عبد لله شيئًا فوجد فقده.

“Sesungguhnya meninggalkan godaan-godaan perasaan yang mengarah ke syahwat dan kebiasaan-kebiasaan buruk itu terasa sangat berat jika dilakukan bukan karena Allah. Adapun jika seseorang meninggalkannya dengan tulus dan ikhlas dari dalam hati karena Allah maka dia tidak akan mendapatkan kesulitan di dalam hatinya kecuali hanya pada saat-saat awal saja. Untuk menguji apakah dia jujur meninggalkannya ataukah berdusta. Apabila dia bersabar sedikit saja terhadap hal itu niscaya dia akan merasakan kelezatan. Ibnu Sirin berkata: Aku mendengar Syuraih bersumpah atas nama Allah bahwa tidaklah seorang hamba itu meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali pasti dia akan mendapatkan gantinya yang hilang itu.” [Al-Fawaid, 1/107]

Karena Mata adalah Cermin Hati

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

جعل الله سبحانه العينَ مرآةَ القلب، فإذا غضَّ العبدُ بصَرَه غضَّ القلبُ شهوتَه وإرادتَه، وإذا أطلقَ بصرَه
أطلقَ القلبُ شهوتـه

“Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan mata sebagai cerminnya hati. Apabila seorang hamba menundukkan pandangannya, maka hatinya bisa menundukkan syahwat dan keinginannya. Dan apabila dia melepaskan pandangannya, maka hatinya pun melepaskan syahwatnya.” [Ighatsatul Lahafan, 1/47]

Apa Keutamaan dan Manfaat Menundukkan Pandangan?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan,

:ثلاث فوائد لغض البصر
حلاوة الإيمان ولذّته
نور القلب والفراسة
قوة القلب وثباته وشجاعته

“Tiga manfaat menundukkan pandangan:

1. Merasakan manis dan lezatnya iman.

2. Mendapatkan cahaya hati dan firasat yang benar.

3. Mendapatkan kekuatan keteguhan dan keberanian di dalam jiwa.” [Majmu Fatawa, 15/420]

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

: وفي غض البصــر فوائــد
أحدها : تخليـص القلب من ألـــم الحسرة ، فمن أطلق نظره دامت حسرته
ثانيا : أنه يورث القلب نوراً وإشراقاً يظهر في العين وفي الوجــه وفي الجوارح
ثالثا : أنه يورث صحة الفراســة فإنها من النور وثمراتـــه
رابعا : أنه يورث قــوة القلب وثباتــه وشجاعتـه
خامسا : أنه يفتــح له طرق العلـم وأبوابــه ويسهل عليه أبوابــه
سادسا : أنه يخلص القلب من أسـر الشهــوة فإن الأسير أسير الشهوة
سابعا : أنه يخلص القلب من سكر الشهوة ورقــــدة الغــفلــة. قال بعض السلف : إن الذي يخالف هواه يفرق الشيطان من ظله.

“Menundukkan pandangan itu memiliki beberapa manfaat:

1. Selamatnya hati dari pedihnya penyesalan. Barangsiapa yang mengumbar pandangan maka penyesalannya semakin lama.

2. Mewariskan cahaya dan kemuliaan di dalam hati yang terpancarkan pada matanya, wajahnya dan anggota badannya.

3. Melahirkan firasat ketajaman hati yang benar karena itu bagian dari cahaya dan buahnya.

4. Melahirkan kekuatan hati, keteguhan dan keberanian jiwa.

5. Membuka baginya jalan-jalan ilmu agama dan pintu-pintunya dan memudahkannya untuk meraih pintu-pintunya tersebut.

6. Menyelamatkan hati dari tawanan hawa nafsu dan syahwat karena tawanan yang sebenarnya adalah tawanannya syahwat.

7. Menyelamatkan hati dari mabuk syahwat dan buaian kelalaian. Sebagian ulama Salaf mengatakan: Sesungguhnya orang yang menentang hawa nafsunya maka dia telah memisahkan diri dari bayangan syaitan.” [Dari kitab Raudhatul Muhibbin secara ringkas]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

═══ ❁✿❁ ════

GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

Channel Telegram:
https://t.me/taawundakwah
https://t.me/kajian_assunnah
https://t.me/kitab_tauhid
https://t.me/videokitabtauhid
https://t.me/kaidahtauhid
https://t.me/akhlak_muslim

Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke wa.me/628111833375
Atau wa.me/628111377787

Medsos dan Website:
Facebook: https://www.facebook.com/taawundakwah
Instagram: https://www.instagram.com/taawundakwah
Website: https://taawundakwah.com

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini