Kebiasaan yang Baik di Waktu Malam

1
1040

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sahabat yang Mulia Abu Barzah radhiyallahu’anhu berkata,

أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم كان يكرهُ النَّوم قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا

“Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak suka tidur sebelum sholat Isya’ dan (tidak suka pula) berbicara setelahnya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

قال العلماء : وسبب كراهة النوم قبلها أنه يعرضها لفوات وقتها باستغراق النوم أو لفوات وقتها المختار والأفضل ، ولئلا يتساهل الناس في ذلك فيناموا عن صلاتها جماعة .
وسبب كراهة الحديث بعدها أنه يؤدي إلى السهر ويخاف منه غلبة النوم عن قيام الليل أو الذكر فيه أو عن صلاة الصبح في وقتها الجائز أو في وقتها المختار أو الأفضل ، ولأن السهر في الليل سبب للكسل في النهار عما يتوجه من حقوق الدين والطاعات ومصالح الدنيا . قال العلماء : والمكروه من الحديث بعد العشاء هو ما كان في الأمور التي لا مصلحة فيها ، أما ما فيه مصلحة وخير فلا كراهة فيه ، وذلك كمدارسة العلم وحكايات الصالحين ومحادثة الضيف والعروس للتأنيس ومحادثة الرجل أهله وأولاده للملاطفة والحاجة ومحادثة المسافرين بحفظ متاعهم أو أنفسهم والحديث في الإصلاح بين الناس والشفاعة إليهم في خير والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر والإرشاد إلى مصلحة ونحو ذلك ، فكل هذا لا كراهة فيه

“Para ulama berkata: Sebab dimakruhkan tidur sebelum Isya adalah karena:

– Dapat meluputkan sholat Isya pada waktunya, atau waktunya yang terpilih dan afdhal, disebabkan ketiduran.

– Dan agar orang-orang tidak bermudah-mudahan tidur sebelum Isya lalu akhirnya meninggalkan sholat isya berjamaah.

Adapun dimakruhkan berbicara setelah Isya karena:

– Membuat orang begadang dan ketiduran, sehingga tidak sholat tahajjud atau tidak berdzikir di akhir malam.

– Atau tidak sholat Shubuh pada waktunya yang dibolehkan dan waktunya yang terbaik atau afdhal.

– Dan karena begadang di waktu malam menyebabkan malas di siang hari dalam melakukan amalan-amalan agama dan ketaatan kepada Allah serta kemaslahatan dunia.

Para ulama juga berkata: Dimakruhkan berbicara setelah Isya adalah dalam permasalahan yang tidak bermanfaat. Adapun pembicaraan yang bermanfaat dan terdapat kebaikan maka tidak makruh.

Seperti pembicaraan untuk:
– Saling mengajarkan ilmu agama.
– Kisah-kisah orang shalih.
– Menjamu tamu.
– Malam pertama pengantin.
– Bercumbu antara suami istri.
– Menyenangkan anak-anak.
– Memberi wejangan kepada musafir agar menjaga barang dan diri mereka.
– Mendamaikan orang yang bertikai.
– Memberi syafa’at dalam kebaikan.
– Amar makruf nahi munkar.
– Bimbingan kepada kebaikan dan yang semisalnya, maka semua ini tidak dimakruhkan.” [Syarah Muslim, 5/149]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

═══ ❁✿❁ ════

GABUNG TELEGRAM
https://t.me/taawundakwah
https://t.me/kajian_assunnah
https://t.me/kitab_tauhid
https://t.me/videokitabtauhid
https://t.me/kaidahtauhid
https://t.me/akhlak_muslim

Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke wa.me/628111833375
Atau wa.me/628111377787

Medsos dan Website:
Facebook: facebook.com/taawundakwah
Instagram: instagram.com/taawundakwah
Website: taawundakwah.com

#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]

1 KOMENTAR

  1. Semoga kajian on line oleh Ustadz Sofyanruray.info dapat maju terus demi
    untuk meningkatkan syiar Islam di masa
    mendatang khususnya bagi generasi muda islam dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman yang semakin komplek. Intanshurullah yan surkum.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini