بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Ketika seseorang mau masuk Islam, yang pertama harus ia pahami, yakini kebenarannya, ucapkan dan amalkan adalah dua kalimat syahadat.
Dan ini pula ilmu terpenting untuk dipelajari dan pendidikan yang paling wajib diberikan kepada anak. Karena dua kalimat ini adalah Rukun Islam yang pertama dan pondasi bagi seluruh ajaran Islam.
Dalam syahadat Laa Ilaaha lllallaah terkandung kewajiban TAUHID, memurnikan ibadah hanya untuk Allah ﷻ, dengan keyakinan hanya Allah ﷻ yang berhak disembah.
Dan konsekuensi syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengamalkan SUNNAH (petunjuk) beliau ﷺ, karena semua yang beliau ajarkan adalah syari’at Allah ﷻ.
Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim rahimahullah berkata,
وَدِينُ الْإِسْلَامِ مَبْنِيٌّ عَلَى أَصْلَيْنِ، عَلَى أَنْ لَا نَعْبُدَ إلَّا اللَّهَ، وَأَنْ نَعْبُدَهُ بِمَا شَرَعَ، لَا نَعْبُدُهُ بِالْبِدَعِ
“Agama Islam tegak di atas dua pondasi:
(1) Kita tidak boleh beribadah kecuali kepada Allah.
(2) Kita beribadah kepada-Nya dengan cara yang Dia syari’atkan, bukan dengan bid’ah-bid’ah.” [Al-Fatawa Al-Kubro, 1/206]
Oleh karena itu kelak di hari kiamat, orang yang diterima amalannya dan menghadap Allah ﷻ dalam keadaan dirahmati adalah orang yang beramal di atas tauhid dan sunnah.
Allah ﷻ berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” [Al-Kahfi: 110]
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan,
{فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ} أَيْ: ثَوَابَهُ وَجَزَاءَهُ الصَّالِحَ، {فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا}، مَا كَانَ مُوَافِقًا لِشَرْعِ اللَّهِ {وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا} وَهُوَ الَّذِي يُرَادُ بِهِ وَجْهُ اللَّهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَهَذَانَ رُكْنَا الْعَمَلِ الْمُتَقَبَّلِ. لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ خَالِصًا لِلَّهِ، صوابُا عَلَى شَرِيعَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Firman Allah ‘Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya’, yaitu pahala dan balasannya yang baik.
‘Maka hendaklah ia beramal shalih’, yaitu amalan yang sesuai syari’at Allah ﷻ.
‘Dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya’, yaitu hendaklah ikhlas hanya mengharap wajah Allah saja, tidak mempersekutukan-Nya.
Dua perkara ini adalah dua rukun amalan yang diterima, yaitu harus ikhlas karena Allah ﷻ dan sesuai syari’at Rasulullah ﷺ.” [Tafsir Ibnu Katsir, 5/205]
═══ ❁✿❁ ═══
Gabung Group WA KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Salah Satu Admin:
wa.me/628111833375
wa.me/628119193411
wa.me/628111377787
TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/kitab_tauhid
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim
Medsos dan Website:
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
– instagram.com/sofyanruray.info
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/taawundakwah
– facebook.com/taawundakwah
– twitter.com/sofyanruray
– taawundakwah.com
– sofyanruray.info
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]