بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
PENTINGNYA IKHLAS
Ikhlas, beribadah hanya kepada Allah ‘azza wa jalla dengan niat hanya karena Allah semata, serta menjauhi perusak ikhlas, yaitu syirik besar dan syirik kecil seperti riya’ dan sum’ah, adalah sebab utama hamba mendapatkan pertolongan Allah ‘azza wa jalla dari gangguan dan godaan setan.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ، إلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” [Shad: 82-83]
Inilah sebab utama Allah ‘azza wa jalla menjaga pemuda Yusuf ‘alaihissalam dari jebakan fitnah wanita yang sangat dahsyat.
Allah tabaroka wa ta’ala berfirman,
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Demikianlah, agar Kami memalingkan kemungkaran dan kekejian dari Yusuf. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas.” [Yusuf: 24]
Asy-Syaikh Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,
أي: بسبب إخلاصه صرفنا عنه السوء، وكذلك كل مخلص، كما يدل عليه عموم التعليل
“Maknanya: Dengan sebab keikhlasan Yusuf maka Kami palingkan kejelekan darinya. Demikian pula untuk setiap orang yang ikhlas akan dipalingkan dari kejelekan, sebagaimana ditunjukkan oleh keumuman sebab dalam ayat ini (yaitu ikhlas).” [Tafsir As-Sa’di, hal. 202-203]
Asy-Syaikh Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah juga berkata,
فلما أخلص عمله لله أخلصه الله، وخلصه من السوء والفحشاء
“Maka tatkala beliau mengikhlaskan amalnya karena Allah, Allah pun mengikhlaskannya dan menyelamatkannya dari kejelekan dan kekejian.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 407]
PENTINGNYA MENELADANI SUNNAH
Dan meneladani sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam beribadah adalah sebab seorang hamba mendapatkan hidayah, kasih sayang dan cinta Allah subhanahu wa ta’ala, maka dengan itulah ia selamat dari perbuatan maksiat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
“Dan apabila kalian menaati Rasul, maka kalian akan mendapat hidayah.” [An-Nur: 54]
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu dirahmati.” [An-Nur: 56]
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasul), niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali Imron: 31]
Apabila Allah ta’ala telah mencintai seorang hamba maka Allah akan menjaga seluruh anggota tubuhnya dari kemaksiatan.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
“Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman: Barangsiapa memusuhi wali-Ku (kecintaan-Ku) maka Aku mengumumkan perang terhadapnya, dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu ibadah yang lebih Aku cintai dari ibadah yang Aku wajibkan atasnya, dan tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sunnah-sunnah hingga Aku mencintainya, maka apabila Aku telah mencintainya, Aku-lah pendengarannya yang ia gunakan untuk mendegar, Aku-lah penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, Aku-lah tangannya yang ia gunakan untuk memegang, Aku-lah kakinya yang ia gunakan untuk melangkah, apabila ia meminta niscaya akan Aku kabulkan dan apabila ia memohon perlindungan niscaya Aku melindunginya.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
المعنى أن الله يسدده في سمعه وبصره ويده ورجله، ويكون المعنى: أن يُوفّق هذا الإنسان فيما يسمع ويبصر ويمشي ويبطش
“Maknanya, sungguh Allah akan senantiasa meluruskannya pada pendengarannya, penglihatannya, tangannya dan kakinya, sehingga makna hadits ini: Allah akan memberikan hidayah taufiq kepada orang tersebut dalam pendengaran, penglihatan, langkah kaki dan gerakan tangan.” [Syarhu Arba’in An-Nawawiyyah, hal. 377]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
فَمَنْ مَالَتْ نَفْسُهُ إلَى مُحَرَّمٍ فَلْيَأْتِ بِعِبَادَةِ اللَّهِ كَمَا أَمَرَ اللَّهُ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ فَإِنَّ ذَلِكَ يَصْرِفُ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ
“Siapa yang nafsunya telah cenderung kepada yang haram, maka hendaklah ia segera beribadah kepada Allah ta’ala dengan cara yang sesuai petunjuk-Nya serta mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada-Nya, karena sungguh itu akan memalingkan keburukan dan kekejian darinya.” [Majmu’ Al-Fatawa, 10/636]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM
Channel Telegram:
taawundakwah
kajian_assunnah
kitab_tauhid
videokitabtauhid
kaidahtauhid
akhlak_muslim
Gabung WAG Ketik: Daftar
Kirim ke 628111833375
Atau 628111377787
Medsos dan Website:
Facebook
Instagram
Website
#Yuk_share agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]