بسم الله الرحمن الرحيم
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوبًا الإِيمَانُ يَمَانٍ (وَالْفِقْهُ يَمَانٍ) وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ
“Telah datang kepada kalian orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hatinya dan paling halus jiwanya. Iman itu Yaman, (fiqh ‘pemahaman agama yang baik’ itu Yaman) dan hikmah itu Yaman.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, yang ada dalam kurung adalah tambahan dari lafaz yang lain dalam Ash-Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Dalam lafaz Muslim,
جَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً الإِيمَانُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ
“Telah datang orang-orang Yaman, mereka yang paling lembut hati. Iman itu Yaman, fiqh (pemahaman agama yang baik) itu Yaman dan hikmah itu Yaman.” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Faidah yang Indah dari Ahli Hadits Madinah Asy-Syaikh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah:
وقد صدر أخيراً رسالة قيمة بعنوان: ((الإبانة عن كيفية التعامل مع الخلاف بين أهل السنة والجماعة)) تأليف الشيخ محمد بن عبد الله الإمام من اليمن وقد قرَّظها خمسة من مشايخ اليمن، وقد اشتملت على نقول كثيرة عن علماء أهل السنة قديماً وحديثاً، ولاسيما شيخ الإسلام ابن تيمية والإمام ابن القيم رحمهما الله، وهي نصيحة لأهل السنة لإحسان التعامل فيما بينهم، وقد اطلعت على كثير من مباحث هذه الرسالة واستفدت منها الدلالة على مواضع بعض النقول التي أوردتها في هذه الكلمة عن الإمامين ابن تيمية وابن القيم، فأنا أوصي بقراءتها والاستفادة منها، وما أحسن ما قاله في هذه الرسالة (ص170): وقد يجرِّح المعتبرُ بعضَ أهل السنة فتنشب فتن الهجر والتمزيق والمضاربات، وقد ينشب القتال بين أهل السنة أنفسهم، فعند حصول شيء من هذا يعلم أن الجرح قد أدى إلى الفتن، فالواجب إعادة النظر في طريقة التجريح والنظر في المصالح والمفاسد، وفيما تدوم به الأخوة وتحفظ به الدعوة وتعالج به الأخطاء، ولا يصلح الإصرار على طريقة في الجرح ظهر فيها الضرر
وما من شك أن المشايخ وطلبة العلم الآخرين من أهل السنة يشعرون بما شعر به هؤلاء الإخوة اليمنيون ويتألمون لهذه الفُرقة والاختلاف ويرغبون تقديم النصح لإخوانهم وقد سبق إليه الإخوة اليمنيون فجزاهم الله خيراً، ولعل لهذه النصيحة نصيباً من قوله صلى الله عليه وسلم: ((الإيمان يمان والحكمة يمانية)) رواه البخاري (3499) ومسلم (188)، والمأمول أن تكون هذه النصيحة من الإخوة اليمنيين محققة للغرض من كتابتها ونشرها، ولا أظن أن أحداً من أهل السنة يؤيد هذا النوع من التجريح والاهتمام بالمتابعة عليه وهو الذي لا يثمر إلا العداوة والبغضاء بين أهل السنة وغِلظ القلوب وقسوتها
“Telah diterbitkan belum lama ini sebuah risalah yang sangat bernilai dengan judul:
الإبانة عن كيفية التعامل مع الخلاف بين أهل السنة والجماعة
“Penjelasan tentang Cara Menyikapi Perselisihan di Antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah”
Karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Imam dari Yaman yang telah dipuji oleh lima orang Masyaikh Yaman (yaitu para ulama kibar Yaman; Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Yahya Al-Buro’i, Asy-Syaikh Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzammari, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Ash-Shomali dan Asy-Syaikh ‘Utsman bin Abdullah As-Salimi, Pen).
Dan risalah tersebut telah mencakup banyak nukilan-nukilan dari ulama Ahlus Sunnah dahulu maupun sekarang, terutama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahumallah, sebagai nasihat bagi Ahlus Sunnah untuk memperbaiki cara bersikap di antara mereka. Dan sungguh aku telah menelaah banyak pembahasan dalam risalah ini dan aku mendapat faidah darinya, diantaranya adalah penunjukan terhadap sumber-sumber sebagian nukilan yang aku sebutkan dalam kalimat ini dari dua orang imam: Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim, maka aku mewasiatkan untuk membaca risalah tersebut serta mengambil faidah darinya. Dan betapa indah yang beliau katakan dalam risalah ini pada hal. 170:
“Bisa jadi seorang mu’tabar (yang terpandang) itu men-jarh sebagian Ahlus Sunnah, maka bergolaklah api fitnah saling memboikot, memecah belah dan saling hantam, bahkan bisa saja terjadi peperangan antara sesama Ahlus Sunnah. Apabila terjadi sesuatu yang seperti ini maka diketahui bahwa jarh tersebut telah melahirkan fitnah (bencana), sehingga wajib untuk kembali meneliti penggunaan metode tajrih (men-jarh) dan menelaah seberapa besar maslahat dan mafsadat, dan melihat apa yang (lebih) dapat mengokohkan ukhuwah, menjaga dakwah serta mengoreksi kesalahan-kesalahan, dan tidak boleh melanjutkan penggunaan metode jarh yang telah jelas ada bahaya di dalamnya.” [Selesai]
Dan tidak diragukan lagi bahwa para masyaikh dan penuntut ilmu lainnya dari kalangan Ahlus Sunnah juga merasakan seperti yang dirasakan oleh Ikhwah Yaman, mereka juga merasa pedih karena perpecahan dan perselisihan ini dan sangat ingin memberikan nasihat untuk saudara-saudara mereka, namun sungguh Ikhwah Yaman telah mendahului untuk menasihati maka semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan. Dan bisa jadi nasihat mereka tersebut merupakan bagian dari ucapan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,
الإيمان يمان والحكمة يمانية
“Iman itu Yaman dan hikmah juga Yaman.” [HR. Al-Bukhari no. 3499 dan Muslim no. 188]
Diharapkan nasihat dari Ikhwah Yaman ini dapat direalisasikan sesuai tujuan penulisan dan penyebarannya. Dan aku tidak menyangka ada seorang (yang benar-benar) Ahlus Sunnah yang mendukung model tajrih (men-jarh) seperti ini dan mencurahkan perhatian dengannya padahal ia tidak melahirkan kecuali permusuhan dan kebencian di antara Ahlus Sunnah serta keras dan kasarnya hati.” [Dari Risalah Marratan Ukhro: Rifqon Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah]
Beberapa Faidah:
1) Pentingnya merujuk kepada ulama besar dalam bersikap terhadap Ahlus Sunnah yang bersalah
2) Pujian ulama besar terhadap buku Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Imam yang berjudul: Al-Ibaanah ‘an Kaifiyatit Ta’aamul ma’al Khilaaf bayna Ahlis Sunnah wal Jama’ah “Penjelasan tentang Cara Menyikapi Perselisihan di Antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah” sehingga buku ini sangat penting untuk dipelajari
3) Dalam menerapkan al-jarhu (celaan) dan al-hajr (boikot) harus dengan bimbingan ulama yang mampu melihat sejauh mana maslahat dan mudaratnya
4) Memperhatikan kaidah maslahat dan mudarat sangat penting dalam syari’at Islam, termasuk dalam al-jarhu wal hajr
5) Diantara faidah yang indah dari Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad adalah, bisa jadi para ulama Yaman saat ini, khususnya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Imam yang telah menulis buku tersebut termasuk dalam ucapan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam di dalam hadits di atas.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
FansPage Website: Sofyan Chalid bin Idham Ruray [www.fb.com/sofyanruray.info]