Hukum Mengacungkan Telunjuk ketika Mendengar atau Mengucapkan Kalimat Tauhid

0
3670

Hukum Mengacungkan Telunjuk ketika Mendengar atau Mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah

? Hukum Mengacungkan Telunjuk ketika Mendengar atau Mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah

✒ Asy-Syaikh Al-‘Allaamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah

? Tanya: Ketika iqamat untuk shalat sudah ditegakkan dan muazin telah sampai pada akhir kalimat iqamah yaitu Laa ilaaha illallaah aku melihat sebagian orang yang shalat menggenggam jari jemari tangan kanannya dan mengacungkan jari telunjuk. Demikian pula ketika sedang berlangsung khutbah Jum’at atau ketika sedang berada di majelis-majelis ilmu, apabila imam atau khatib mengulang kalimat Laa ilaaha illallaah aku melihat ada banyak orang yang mengangkat jari telunjuk kanannya, apakah ini disyari’atkan?

? Jawab: Aku tidak mengetahui sama sekali dasarnya di dalam masalah ini. Dan aku juga tidak mengetahui sama sekali adanya hadits yang shahih dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang hal ini. Yang ada hanyalah riwayat memberikan isyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahud awal dan akhir dalam shalat. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengangkat jari telunjuknya sebagai isyarat untuk mentauhidkan Allah.

Adapun setelah selesai shalat ketika berzikir seperti azan dan iqamah maka aku tidak mengetahui adanya riwayat yang shahih dalam masalah ini.

✅ Hanyalah Nabi shallallahu’alaihi wa salam memerintahkan kaum muslimin untuk menjawab orang yang azan dan iqamah, dan mengucapkan setelah azan dan iqamah; shalawat kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan berdoa:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

“Allahumma Robba haadzihid da’watit taammati wash-sholaatill qooimah, Aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuuda-nillladzi wa’adtahu.”

“Ya Allah Pemilik seruan yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, anugerahkanlah kepada Nabi Muhammad; wasilah (kedudukan yang tinggi di surga) dan keutamaan (melebihi seluruh makhluk), dan bangkitkanlah beliau dalam kedudukan terpuji (memberi syafa’at) yang telah Engkau janjikan.” [HR. Al-Bukhari dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]

✅ Dan beliau bersabda tentang orang yang selesai berwudhu,

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

“Tidak seorang pun dari kalian yang berwudhu, lalu ia menyempurnakan wudhunya, kemudian berdoa:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ

“Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan Allah.”

Kecuali akan dibukakan baginya kedelapan pintu surga yg boleh dia masuki dari arah mana saja yang dia inginkan.” [HR. Muslim]

✅ Dan At-Tirmidzi rahimahullah menambahkan dengan sanad yang shahih,

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ

“Allahummaj ‘alni minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathohhiriin”

“Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba-hambaMu yang selalu bertaubat dan menyucikan diri.” [HR. At-Tirmidzi]

Maka disyari’atkan bagi seorang muslim dan muslimah untuk berdoa berdasarkan hadits-hadits tersebut.

? [Majmu’ Al-Fatawa, 10/346-347]

✏ Al-Ustadz Almanazil Billah, Lc hafizhahullah

 

══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama⤵

?Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam:
?Gabung Channel Telegram: http://goo.gl/6bYB1k
?Gabung Group WA: 08111377787
?www.facebook.com/taawundakwah
?www.taawundakwah.com
?PIN BB: 5D4F8547
?Youtube: Ta’awun Dakwah⁠⁠

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini